Pertemuan hari itu berakhir. Warga terlihat senang karena mendapat pengetahuan dan pemahaman lebih tentang perpajakan.
Sementara bagi pegawai pajak, tugas hari itu belumlah usai. Mereka masih memiliki tanggung jawab untuk terus melakukan sosialisasi kepada wajib pajak di daerah terpencil lainnya.
Senyum semangat pun terpancar dari wajah para pegawai pajak yang melihat seluruh warga antusias dan senang usai menghadiri acara penyuluhan dan konsultasi perpajakan yang digelar KP2KP Ranai. Akhirnya betapa sulitnya perjalanan panjang ini dilalui, kepuasan dalam melayani masyarakat bisa dirasakan, karena sosialisasi bisa diterima masyarakat dengan antusias.
Itulah secuil kisah dari pegawai pajak di negeri tercinta ini. Apakah masih terlintas di pikiran Anda kalau semua pegawai pajak hidup dalam kemewahan dan hura – hura serta korupsi? Karena merekalah negara kita ini tetap ‘hidup’ karena sekitar 70% APBN negara ini berasal dari penerimaan pajak. Mereka adalah ujung tombak negara Indonesia dalam memungut penerimaan negara. Bagi Anda yang masih bertanya “Apa gunanya membayar pajak? Duitnya dikemanain? Ntar dikorupsi lagi?”.
Pegawai pajak hanya bertugas untuk menerima SURAT setoran dari para wajib pajak (WP). Para pegawai pajak tidak sepeserpun menerima uang WP. WP membayarkan uang pajak mereka melalui bank ataupun kantor pos dan uang tersebut langsung masuk ke dalam kas negara. Dari kas itulah negara dapat membayar utang negara ke luar negeri, subsidi BBM, membiayai sekolah putra – putri bangsa, dll.
Jika Anda bertanya “Nah kalo masalah Gayus dulu itu gimana? Bukannya Gayus itu korupsi?” Begitu hebatnya media massa Indonesia yang memberikan mindset yang salah kepada masyarakat kita. Gayus sama sekali tidak ‘mengambil’ uang negara. Yang Gayus lakukan adalah membantu para Wajib Pajak untuk bisa mengurangi pajak yang mereka tanggung.
Sekian tulisan dari saya yang masih sangat amatir ini. Ubahlah mindset Anda tentang pegawai pajak. Berikan mereka kepercayaan dalam mengelola keuangan negara kita agar negara ini menjadi jauh lebih baik kedepannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H