Mohon tunggu...
Diyanida Mega
Diyanida Mega Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang mahasiswi yang sedang mengejar mimpi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kenapa Bisa ‘Orang Ketiga’ Datang?

11 November 2014   02:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:08 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

“Sayang, met bobo yah. Moga mimpiin aku J

“Iya. Semoga bisa”

“I love you, sayang”

“Hehe”

........ I love you too nya mana??! .......

Kalian pernah kan smsan aneh kayak gitu? Pacar yang biasanya perhatian tiba – tiba jadi gak perhatian dan jarang ngehubungin kalian? Jenk jenk... Hati – hati kalau udah gitu masalahnya, jangan jangan ada ORANG KETIGA dalam hubungan kalian!

Memang sih orang ketiga belum tentu buruk. Orang ketiga itu bisa jadi baik, bisa jadi jahat. Orang ketiga yang baik adalah saudara atau keluarga yang selalu ngasih masukan positif buat memperbaiki hubungan kalian. Sedangkan orang ketiga yang jahat adalah orang yang selalu ‘ngasih telinganya’ kepada pacar kalian, sehingga pacar kalian akhirnya ngerasa nyaman, dan orang ketiga itu siap menjadi selingkuhan. Bahkan bisa aja pacar kalian sudah melakukan perselingkuhan tanpa kesadaran karena kenyamanan memang mampu bikin semua orang tenggelam dalam hal-hal yang awalnya nggak pengen mereka lakukan. Tapi sebenernya, orang ketiga nggak pernah akan muncul kalau emang nggak dikasih kesempatan oleh orang kedua atau orang pertama.

Nah, kenapa sih bisa ada orang ketiga? Apa aja faktor yang bisa bikin pacar kita terlena dalam pelukan orang ketiga? Check this out!

1)LDR

Orang – orang yang udah berpengalaman sering ngomong tentang kejamnya hubungan LDR. Ketika jarak itu seperti kaca pembesar yang membuat segalanya terlihat dan terasa hiperbolis. Kalo kangen, kerasa kangeeen banget. Susah buat ngobatin kangen cuma dengan ketemu lewat telepon atau pun video call. Apalagi kalau pas lagi cemburu, juga bakal terasa nyesekkk banget, karena susah untuk meminta penjelasan tanpa saling bertatapan. Tapi dengan adanya jarak, semua itu mustahil untuk dilakukan. Jarak pula yang membuat seseorang kadang merasa nggak ada gunanya punya pacar karena nggak bisa diandelin saat dibutuhkan. Dalam kondisinya yang “lemah”, kadang cewek ngerasa membutuhkan seorang figur cowok yang bisa selalu melindungi. Endingnya? Kalo ada cowok yang selalu di sana dalam momen-momen waktu si cewek lagi butuh banget, tuh cewek pastinya bakal ngerasa luluh juga sama segala kebaikan cowok itu. Kasus itu nggak cuma berlaku buat cewek sih, cowok kemungkinan juga bisa melakukan hal yang sama saat dia merasa bisa menemukan cewek yang selalu ada, saat si cowok memerlukan pertimbangan maupun bantuan dari wanita. Misal: ngerapiin kamar, nyuci baju, nyetrika, ataupun nguras kamar mandinya.

Jadi, peluklah pacarmu, sebelum dia merasa terbiasa dalam pelukan orang lain.

2)Pacar Cuek

As we known before, hal yang paling utama dan menjadi “nyawa” dalam sebuah hubungan adalah komunikasi. Kalo pacaran tapi nggak pernah bisa berbagi, pacarnya lebih suka menyimpan beban sendiri, ya endingnya pacarnya ngerasa pacaran sama mie lidi. Rapuh dan terasa pedes.

Bukankah asiknya pacaran itu adalah di moment-moment kita bisa bercerita tentang hal-hal yang terjadi pada kita sehari-hari? Menceritakan hal-hal mengharukan, sampe memalukan, tanpa merasa takut itu nanti jadi bahan tertawaan? Bukankah dengan bertukar cerita, kita bisa makin mengenal pasangan kita? Kalo kita terlampau cuek, dia juga nggak bakal berani ngeluarin uneg-uneg. Endingnya? Nyari orang lain yang bisa dicurhatin deh.

So, dengarkanlah pacarmu, sebelum dia merasa lebih nyaman didengarkan oleh orang lain.

3)Kakak-Adekan

Orang berpacaran, terus beberapa lama kemudian melakukan hubungan “Kakak-Adekan” itu bullshit banget. Karena saat kita udah punya pacar yang mampu membuat kita merasa sempurna dalam hidup nggak bakal dibutuhin partner lain lagi untuk berbagi. Kalo kakak - adekan kalo dalam batasan sewajarnya sih nggak apa-apa. Tapi kalo kakak - adekannnya udah bawa-bawa kata “Kangen, sayang, *hug*” sama bawa-bawa emoticon “:*” di chat itu sih bukan kakak - adekan yang wajar. Kakak atau adek angkat pacar kalian itu adalah benih orang ketiga, men! Coba bayangin saat pacar kalian itu punya masalah sama kalian, dia bakal curhat dan minta solusi ke kakak atau adek angkatnya itu. Endingnya? Bisa dua:

1.Kakak/adek pacar kalian itu bakal ngasih solusi ke pacar kalian untuk pergi

2.Kakak/adek pacar kalian itu makin siap untuk dipacari.

Lagian nih, ngapain juga punya adek – adekan segala sih? Emang pacar kalian itu guru playgroup?

Dalam pacaran, hal yang paling penting adalah komunikasi. Saat ada salah paham, hindari buat curhat atau minta solusi ke orang lain. Karena pacaran kan kalian yang menjalani. Yang benar-benar tau segala aspek dalam hubungan kalian itu ya kalian sendiri. So, orang luar nggak bakal bisa ngasih solusi. Kecuali kalo kalian emang berniat untuk pergi sih.

4)Pacar Gak Lulus-Lulus

Usia udah makin tua, orang tua udah mulai ngejar-ngejar untuk segera menikah sama si dia, eh tapi si dia belum juga wisuda. Kalian bingung deh, kalo udah nikah tapi belum kerja ntar anak kalian mau dikasih makan apa. Dilema.

Sampe akhirnya ada orang ketiga, datang dengan jaminan masa depannya. Lalu kalian tergoda dan menganggap hubungan pacaran kalian yang kemarin itu sekedar permainan masa muda belaka. Terus pacar kalian yang nggak wisuda-wisuda gimana nasibnya? Tiduran di rel aja.

Jadi, lulus lah sebelum pacar kalian merasa lebih mempercayakan masa depannya kepada orang lain.

5)Kurang Bersyukur

Ini point terakhir, tapi kayaknya yang paling penting. Orang ketiga, keempat, kelima, nggak akan muncul saat kita mampu bersyukur atas segala keadaan pasangan kita. Karena yang namanya hubungan, kan pengennya saling melengkapi. Apa yang kurang dari si dia, pastinya ada di dalam diri kita untuk melengkapinya.

Dengan kurangnya rasa bersyukur atas keadaan pasangan, akhirnya kita akan melakukan kecurangan demi mencari pasangan yang sempurna. Tapi sadarkah? Mencari pasangan yang sempurna, akan berakhir pada penyesalan karena melewatkan pasangan-pasangan luar biasa, dan akhirnya terjebak pada pasangan yang seadanya saat kita sudah dikejar oleh usia.

Inget.. Bila kalian mudah merasa ilfeel kepada pasangan karena dia punya kekurangan, pikirin deh. Kalo dia sempurna, pastinya dia udah ngedapetin pasangan yang lebih baik dari kalian. Iya kan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun