Mohon tunggu...
Dynda Chintya Indryanto
Dynda Chintya Indryanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa hubungan internasional yang memiliki minat terhadap jurnalistik dan mengikuti isu-isu yang terjadi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

IKN Nusantara : Mimpi Besar atau Beban Baru bagi Indonesia?

21 Januari 2025   20:57 Diperbarui: 21 Januari 2025   21:03 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto IKN Nusantara (Sumber: Pinterest)

Rencana pemindahan Ibu Kota Indonesia ke Kalimantan Timur adalah langkah strategis yang dianggap monumental dalam sejarah Indonesia. Dengan tujuan utama mengurangi beban Jakarta yang sudah menghadapi masalah kepadatan penduduk, banjir, hingga polusi udara, proyek ini dirancang untuk menciptakan pemerataan pembangunan antara Pulau Jawa dengan wilayah lain di Indonesia. Pemerintah mengusung konsep kota masa depan yang berkelanjutan dengan desain "smart city" dan "green city", namun kebijakan ambisius ini memicu banyak perdebatan di masyarakat.

Pada awal 2022, Presiden Joko Widodo mengumumkan rencana untuk memindahkan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke wilayah Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Keputusan ini didasarkan dengan berbagai masalah yang ada di Jakarta, seperti urbanisasi yang berlebihan, polusi udara, hingga risiko penurunan tanah dan banjir akibat kenaikan permukaan air laut. Dengan proyeksi biaya mencapai Rp466 triliun, pemerintah menyatakan bahwa proyek ini bukan hanya soal pemindahan administrasi, melainkan langkah strategis untuk menciptakan pemerataan pembangunan. Nusantara dirancang menjadi kota dengan konsep futuristik menggabungkan teknologi cerdas (smart city) dan pembangunan ramah lingkungan (green city). Namun, proyek ini menghadapi tantangan besar, terutama terkait ekonomi, ekologi, dan dukungan masyarakat luas.

Smart City, Green City, dan Pemerataan Pembangunan

Para pendukung IKN menyatakan bahwa kebijakan ini adalah solusi untuk mengatasi masalah yang selama ini membelit Jakarta. Nusantara diharapkan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi di luar Pulau Jawa, menciptakan pusat-pusat pertumbuhan baru di wilayah timur Indonesia. Selain itu, pemindahan ini juga dianggap akan mempercepat pembangunan infrastruktur, menciptakan ribuan lapangan kerja baru, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Selanjutnya, konsep "smart city" dan "green city" yang diusung oleh Nusantara menjadikannya sebagai prototipe kota masa depan yang berkelanjutan. Ini akan menginspirasi kota-kota lain di Indonesia untuk mengadopsi pendekatan pembangunan yang lebih ramah lingkungan. Pendukung proyek ini juga menekankan bahawa pemindahan ibu kota merupakan langkah strategis untuk mengurangi sentralisasi ekonomi dan politik di Pulau Jawa, yang selama ini menjadi tantangan besar dalam pemerataan pembangunan nasional.


Kritik dan Tantangan terhadap Proyek IKN Nusantara

Namun, kritik terhadap proyek ini juga sangat keras. Salah satu kritik utama mengenai pembiayaan, dengan estimasi pembiayaan yang sangat besar membuat banyak pihak mempertanyakan relevansi proyek ini di tengah tantangan ekonomi nasional, termasuk utang negara yang terus membengkak dan pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19. Banyak yang menganggap bahwa anggaran sebesar itu lebih baik dialokasikan untuk sektor prioritas seperti pendidikan, kesehatan, dan pengentasan kemiskinan. Dari segi lingkungan, pembangunan besar-besaran di Kalimantan Timur dianggap sebagai ancaman serius terhadap ekosistem hutan tropis yang menjadi paru-paru dunia. Penggundulan hutan untuk infrastruktur dapat memicu hilangnya habitat satwa liar dan memperburuk krisis iklim global. Selain itu, aspek keberlanjutan proyek ini juga menjadi perhatian. Tanpa adanya komitmen lintas pemerintahan dan dukungan publik yang konsisten, banyak yang meragukan apakah Nusantara dapat berkembang sesuai rencana atau hanya menjadi proyek politik sesaat. Pemindahan ibu kota dikhawatirkan dapat meminggirkan masyarakat adat di Kalimantan Timur, yang selama ini bergantung pada hutan sebagai sumber kehidupan mereka. Jika tidak dikelola dengan hati-hati, konflik sosial dapat muncul dan memperburuk citra proyek ini di mata publik.

Agar proyek IKN dapat menjadi mimpi besar yang terwujud, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi kritik yang ada. Transparansi dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek harus dijaga. Setiap anggaran yang digunakan perlu diawasi secara ketat untuk mencegah pemborosan dana maupun korupsi. Pemerintah harus memprioritaskan perlindungan lingkungan melalui penerapan teknologi ramah lingkungan dan menggandeng para ahli konservasi. Penanaman kembali hutan, pengelolaan limbah, dan penggunaan energi terbarukan adalah beberapa langkah konkret yang dapat diambil. Nusantara harus dirancang sebagai proyek jangka panjang yang tidak bergantung pada perubahan politik. Untuk itu, partisipasi publik juga harus ditingkatkan, agar masyarakat merasa memiliki proyek ini dan mendukung keberlanjutannya. Pada akhirnya, Nusantara adalah simbol dari ambisi besar Indonesia untuk merancang masa depan yang lebih baik. Namun, mimpi ini hanya dapat terwujud jika dirancang dengan perencanaan matang dan eksekusi yang bertanggung jawab. Jika tidak, Nusantara berisiko menjadi beban baru lagi bagi negara yang sudah penuh tantangan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun