Mohon tunggu...
Farizky Aryapradana
Farizky Aryapradana Mohon Tunggu... Freelancer - D.Y.N.A.M.I.N.D

Just follow the flow of my mind.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Olahraga Memantik dan Mengontrol Suara Sebangsa

28 Agustus 2020   19:54 Diperbarui: 29 Agustus 2020   20:01 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media sosial pun didominasi dengan topik pemboikotan. Para pemain menyuarakan lagi pesan atas boikot yang dilakukan di medsos. Bahkan satu dunia pun ikut mendengarkan suara mereka. 

Narasi tentang kebangsaan Amerika, digaungkan bak gelombang dan memekikkan telinga - telinga. Mereka berhasil mengontrol suara yang mendominasi negeri asal challanger tersebut.

Lebih dari itu, kekuatan suara dari olahraga ternyata juga membuat fans mereka ikut bersuara. Komunitas - komunitas fans dari klub - klub itu ikut tergerak untuk menyuarakan ketidak-adilan yang terjadi terus menerus di negerinya. 

Mereka menyatakan bahwa bangga dengan sikap yang dilakukan oleh para pujaannya. Bagi mereka, sikap itu mencerminkan nilai dan spirit dari olahraga yang mereka yakini. 

Mereka juga tak segan memviralkan aksi yang dilakukan oleh para pemainnya, sebagai suatu kebanggaan dan kehormatan menjadi fans olahraga tersebut.

Pemboikotan itu menjadi suara yang digaungkan oleh ratusan juta manusia, bahkan milliaran warga dunia

Hal itulah yang membuat kita melihat, di tanah Amerika ternyata olahraga bisa menjadi penentu dari suara anak - anak bangsanya. Dia menyambungkan lidah - lidah yang terlilit oleh ketidak-adilan dan kebencian. Dia meng-echokan suara kesetaraan dan keadilan secara besar - besaran. Dia menciptakan suatu gelombang perlawanan dan kebangkitan. 

Dari kejadian ini kita bisa belajar, bahwa sebenarnya olahraga memiliki potensi untuk menggaungkan narasi - narasi perjuangan kebangsaan kita di Indonesia. 

Apalagi dengan penggemar yang cukup banyak di sini. Tapi, hal itu tentunya harus diikuti dengan suatu syarat yaitu: terciptanya suatu ekosistem olahraga yang mandiri dan berorientasi pada industri. 

Amerika membuktikan itu kepada kita. Kompetisi - kompetisi olahraga yang berorientasi pada industri dan bebas intervensi, membuat mereka dapat menjadi penggerak suara yang independen. 

Karena dengan itulah, kesadaran akan nilai - nilai kemanusiaan akan timbul secara organik dan otentik. Sehingga, mereka bisa berdiri untuk bersuara membela subjek yang ditindas secara merdeka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun