Menghampar, dari ujung ke ujung
Membentang, dari timur ke barat
Melintang, di tengah selatan dan utara
Membelah, di antara yang kiri dan kanan
Tiap hari, ada saja yang melangkahi
Langkah berjalan, langkah berlari
Langkah berjalan, langkah berlari
Pandang ke atas, ke depan, dan ke kiri
Hingga diri, diri dilindas berkali - kali
Banyak rupa yang melintas di muka
Ada yang menenteng bedil
Ada yang menggondol remah dan puing
Ada yang membakar aking
Bahkan, ada juga yang menjerit hingga melengking
Tontonan tersebut, makanan sehari hari
Walau kenyang, badanmu malah bolong tak karuan
Penuh kutukan, hinaan, dan ludahan
Mencerna debu serta kotoran
Menyedihkan, tapi ya nasibmu cuma jalanan
Tapi, sukmamu
Iya, sukmamu yang tak pernah nampak itu
Masih kadung di dalam badan
Tak rentan meski berjuta terhumban
Walau rombeng dan acap dimalukan
Hari ke hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun
Bahkan, abad ke abad sekalipun!
Kau tetap eksis masih bertahan
Tetap jadi gula rebutan
Tetap jadi temu jutaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H