Mohon tunggu...
Farizky Aryapradana
Farizky Aryapradana Mohon Tunggu... Freelancer - D.Y.N.A.M.I.N.D

Just follow the flow of my mind.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jalanan Aspal

16 Agustus 2020   18:35 Diperbarui: 16 Agustus 2020   18:36 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menghampar, dari ujung ke ujung
Membentang, dari timur ke barat
Melintang, di tengah selatan dan utara
Membelah, di antara yang kiri dan kanan

Tiap hari, ada saja yang melangkahi
Langkah berjalan, langkah berlari
Langkah berjalan, langkah berlari
Pandang ke atas, ke depan, dan ke kiri
Hingga diri, diri dilindas berkali - kali

Banyak rupa yang melintas di muka
Ada yang menenteng bedil
Ada yang menggondol remah dan puing
Ada yang membakar aking
Bahkan, ada juga yang menjerit hingga melengking

Tontonan tersebut, makanan sehari hari
Walau kenyang, badanmu malah bolong tak karuan
Penuh kutukan, hinaan, dan ludahan
Mencerna debu serta kotoran

Menyedihkan, tapi ya nasibmu cuma jalanan

Tapi, sukmamu
Iya, sukmamu yang tak pernah nampak itu
Masih kadung di dalam badan
Tak rentan meski berjuta terhumban
Walau rombeng dan acap dimalukan

Hari ke hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun
Bahkan, abad ke abad sekalipun!
Kau tetap eksis masih bertahan
Tetap jadi gula rebutan
Tetap jadi temu jutaan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun