Uniknya, MN selama ini disebut hanya sebagai salah satu sub-koalisi dari koalisi pemerintah yang dinamakan sebagai Perikatan Nasional (PN). PN sendiri juga memiliki sub-koalisi penunjang satu lagi yakni Barisan Nasional (BN).
Keputusan Partai Bersatu untuk menyertai MN, nampaknya mengirimkan banyak sinyal. Pertama, UMNO sebagai partai legendaris dari tanah Melayu nampaknya tidak ingin hanya mengekor arah koalisi.Â
Genetik UMNO sebagai partai berkuasa membuat mereka ingin berada dalam posisi mengendalikan koalisi. Keberadaan mereka di dalam PN, nampaknya tidak memberikan jaminan untuk itu. Hal tersebut membuat Muhyiddin harus memutar otak untuk tetap mendapatkan sokongan dari UMNO.Â
Karena jika kehilangan dukungan UMNO, gabungan koalisi pemerintah akan tumbang begitu saja. Keadaan itu akan memberikan peluang terciptanya lagi suatu pemerintahan baru tanpa Partai Bersatu.
Lalu yang kedua, sepertinya Muhyiddin sedang mempersiapkan sebuah rencana besar. Ya, Pemilihan Raya Umum (PRU) secara mendadak tampaknya akan dilakukan.Â
Keputusan menyertai MN, akan menjamin mesin politik koalisi Muhyiddin akan tetap terjaga. Muhyiddin tampaknya akan merelakan  UMNO mengendalikan jalannya koalisi, dengan syarat dia tetap diajukan sebagai calon PM.Â
Hal tersebut juga ditegaskan oleh Presiden PAS, Abdul Hadi Awang yang menyatakan bahwa pembagian kursi bertanding MN telah rampung 50%. Ancang - ancang PRU secara mendadak sudah makin jelas sekarang.
PRU secara mendadak akan lebih menguntungkan jika dilakukan dengan segera. Kondisi ekonomi yang terus menukik, akan menjadi bola salju liar untuk mengembangkan sentimen anti-pemerintah.Â
BNM dan MN. Dua kata kunci yang menyebabkan meningginya suhu dan tensi di negeri seberang tersebut. Yang jelas, nampaknya Malaysia akan masih mengalami tahun yang cukup panjang pada tahun ini.Â
Ketika di awal tahun, mereka dihadapkan pada drama bubarnya pemerintahan koalisi Pakatan Harapan (PH). Enam bulan berselang, mereka berada di ambang resesi dan pemilu sekaligus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H