Kali pertama seorang perempuan sangat membenci saya.Â
Berawal 6 (enam) tahun lalu, saat saya mulai mengenal perempuan ini di kantor. Sambutan hangat tidak pernah diberikan, entah karena tak pantas mendapatkan sambutan tersebut atau karena sifatnya yang selalu iri.Â
Perempuan tersebut tidak suka jika saya berdekatan dengan para pria di kantor. Entahlah. Saya ikut bermain futsal bersama para pria di kantor pun, ia bahkan dengan lantang menyumpahi perut saya akan ketendang bola.Â
Belum genap 6 (enam) bulan saya bekerja, saya jatuh sakit karena Demam Berdarah dan dirawat di rumah sakit. Perempuan tersebut awalnya tidak percaya saya sakit, namun saat saya memberikan foto tangan dengan selang infus, akhirnya ia percaya.Â
Hari demi hari perempuan tersebut melampiaskan kemarahannya kepada saya. Entahlah. Saya merasa menjadi badut sajalah.Â
Segala keinginannya diluar pekerjaan harus terpenuhi. Misalnya, saat saya mendapatkan gaji pertama ia meminta traktir, saya turuti. Lalu saya ulang tahun, minta jatah beli kue atau cemilan untuk semua teman, saya turuti.Â
Tahun kedua saya bekerja dengan perempuan tersebut, membuat hubungan saya dan orang terdekat jadi penuh kebencian. Selalu bercerita tentangnya hingga hafal yang sering ia lakukan ke saya saat permintaannya tidak dituruti. Namun, tahun kedua ini saya mulai beranikan diri untuk tidak menuruti permintaannya. Lalu apa yang terjadi? Perempuan tersebut semakin kesal.Â
Saat saya berulang tahun kembali, ia minta saya traktir teman-teman. Lalu saya menolak. Ia marah. Lalu beberapa hari tidak mau masuk ke kantor karena merasa tidak dapat dukungan dari teman-teman di kantor atas sikapnya.Â
Kembali berulah lagi, saat saya dan teman-teman membeli es cendol duren. Perempuan tersebut berasumsi bahwa saya dan teman-temannya dibelikan oleh Manager kami, padahal tidak. Kami membeli dengan uang kami, tidak gratis. Perempuan tersebut berkata kasar dan menyebutkan nama binatang di depan saya, saat itulah pertikaian terjadi pertama kali hingga tak sengaja disaksikan oleh Manager kami. Saat Manager kami mengetahui penyebabnya, sang Manager sudah menduganya dan mengatakan ke saya untuk bersabar dalam menghadapi sikapnya yang penuh kecurigaan. Saat sang Manager kami resign, perempuan tersebut mendapatkan posisi yang tidak saya minati pastinya, namun lumayan membuat dia sibuk dan mengurangi rasa iri ke saya.Â
Tak lama ada saat dimana perempuan tersebut mendapatkan kisah percintaannya dengan seorang pria di kantor. Saya merasa nyaman sesaat, karena dia sedang bersenang-senang dengan pujaan hatinya. Rasa nyaman tersebut ternyata bertahan hanya satu tahun, karena hubungan mereka tidak berakhir baik. Yaiyalah... perempuan tersebut sudah memiliki suami namun bermain api dengan pria di kantor. Sebagai catatan, Manager baru kami adalah teman dekat dari suami perempuan tersebut, dan menceramahi perempuan yang sedang jatuh cinta malah membuatnya tak akur dalam pekerjaan dan lebih tepatnya perempuan tersebut tak menganggap Manager saya sebagai atasannya. Ada cerita salah satu teman kantor yang terkena dampaknya dalam kasus percintaannya, hingga sampai mendapatkan Surat Peringatan (SP) karena menyentil mengenai hubungan asmara perempuan tersebut. Koq bisa? Yup, perempuan tersebut melaporkan kepada Manager Operational bahwa teman saya melakukan pelecehan terhadapnya di kantor. Bayangkan sungguh mudahnya perempuan tersebut sakit hati, jika ada yang mengusiknya segera ia membuat drama dan melaporkan seolah-olah ia korban pelecehan yang sebenarnya. Keadaan ini membuat Manager saya, beserta teman di Departemen kami tak habis pikir akan ulahnya yang membuat teman kami kesulitan mendapatkan kenaikan gaji ditahun-tahun berikutnya.Â
Tiba saat perempuan itu akhirnya patah hati, ia hanya mencari saya untuk bercerita dan banyak sekali ia mengatakan kata maaf hingga mencium tangan saya berkali-kali dan membuat saya tak nyaman. Baiklah, cukup untuk maafnya. Lalu saya berharap berteman baik karena saya melihat ia sungguh-sungguh.Â
Tak sampai 3 (tiga) bulan, penyakit hatinya datang lagi karena saya berteman dengan wanita dari mantan pria yang membuatnya patah hati di kantor. Salah saya dimana? Berteman dengannya dilarang demokrasi loh.. Bagaimana jika saya menyukai mantan pria yang ia sukai? Tak bisa saya bayangkan!Â
Beberapa tahun bekerja, mulailah saya dapat kepercayaan dari Manager Baru untuk menjadi Leader. Pastinya itu membuat dirinya kesal. Menanyakan gaji, menanyakan tentang isi meeting bahkan ikut campur dalam urusan Leader.Â
Tahun kedatangan Covid, membuat saya lama tak berjumpa dengan perempuan tersebut. Sungguh nyaman kondisi saya saat itu.... hehehe....Â
Tahun yang berat menghadapi perempuan ini datang kembali setelah Covid mereda. Dengan segala drama yang ia buat. Banyak sekali hal kecil yang menurut saya tak harus dibahas, namun ternyata itu hal besar bagi dirinya. Seperti halnya memakai sepatu baru, ia langsung beli sepatu baru. Tak mau kalah dong dirinya. Beli sepeda, dipakai teman-teman kantor, langsung menegur teman saya yang berfoto pakai sepeda saya. Bahkan pernah sumpahi saya dirampok atau begal payudara saat bersepeda loh. Memakai Handphone baru, ia langsung mencari harga di internet. Sampai saat ini pun, ia mengikuti Handphone dengan merk yang sama dengan saya loh, Â folowers saya ya?Â
Kemarin saya mendengar dari teman dekat bahwa perempuan tersebut mengatakan bahwa saya ingin menyenggol kakinya hingga mau jatuh. What? Tak ada untungnya menjatuhkan orang dengan kaki indah saya (bolehlah puji diri). Saya pakai sendal jepit loh saat kejadian tersentuh kakinya dengan kaki saya. Kenapa jadi saya yang terlihat mau membuatnya jatuh? Esoknya, saya mendengar lagi bahwa ia mau sewa Pembunuh Bayaran. What? Jika ini benar, apa yang ia rencanakan? Hanya hati dan otaknya yang tau.Â
Selesai Diary dari saya. Jangan jadi pembunuh bayaran ya. Jadi pembunuh rasa iri, rasa benci yang ada di dalam dirimu lah yang mesti kau cari agar tidak berfikir jelek kepada orang-orang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H