Hari demi hari, si Ungu berkesedihan panjang dan sampai saat ini pun belum mengikhlaskan bahwa si Cantik dan Si Paris menjadi teman dekat. Setelah saya menulis ini, saya seperti si Cupid yang memanah si Paris dengan panah mainan yang cepat rusak, lalu saya panah lagi si Paris dengan panah emas hingga ia mendapatkan wanita pujaannya.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!