Mohon tunggu...
Dyna Analysa
Dyna Analysa Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis cerita

minat membaca dan menulis tentang informasi dan wawasan terutama terkait dengan bidang lingkungan dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mencintai Tanpa Suara

29 Juli 2022   17:42 Diperbarui: 29 Juli 2022   17:47 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam sepi aku berbisik pada Tuhan tentang perasaanku dengan air mata 

Yang seakan ikut menceritakan akan luka 

Malam yang panjang yang pernah aku rasakan didalam hidupku 

Detik detik pertama aku harus melewati hidup tanpa sosok yang sangat aku sayangi 

Bahkan memikirkannya pun jangan, karena aku takut Tuhan menghukumku

Aku tak akan mampu melewati detikku kalau Tuhan marah akan kelakuanku

Dia adalah seorang yang pernah membuat aku merasa sangat berarti 

Seorang dengan paras yang bisa menenangkan hatiku 

Suaranya seakan menentramkan jiwa yang sedang gundah 

Tatap matanya meluluhkan amarahku dan hadirnya beghitu indah itu yang aku rasa 

Sebelum aku tau kalau ternyata ini perasaan yang tidak bisa aku lanjutkan dan harus segera ku hentikan

Awal pertemuan yang cukup singkat 

Merasa nyaman untuk terhubung dalam setiap obrolan 

Hingga suatu ketika seorang teman yang memberikan aku sebuah kabar

Sebenarnya dia sudah terikat dalam ikatan suci

Perasaan yang terluka seakan beghitu cepat menghinggapi hatiku

Aku mungkin bisa terlihat tenang tapi sebenarnya aku sangat terluka.

Sepertinya Tuhan sedang memurnikan perasaanku 

Perasaaan yang beghitu peka meski tanpa kata 

Melepaskan keraguan untuk berjuang tanpa merasa berkorban 

Sebuah perasaan yang membutuhkan kedewasaan agar tak merasa kehilangan saat jauh 

Tak merasa sakit saat tergantikan, tak merasakan benci saat terabaikan

Bisa kah aku menyebutnya itu sebuah perasaan cinta

Selangkah lagi semua akan berlalu dan aku akan mencintaimu tanpa suara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun