Mohon tunggu...
Dylan Aprialdo
Dylan Aprialdo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

An Ordinary Student of Communication Science who concern about Mass Media Addicted with Human Interest and Street Photography

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Full Day School dan Mengingat Kembali "Taman Siswa" Ki Hajar Dewantara

9 Agustus 2016   10:02 Diperbarui: 9 Agustus 2016   10:14 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ia juga mengungkapkan pandangannya bahwa pendidikan tidak melulu harus dilakukan secara formal di sekolah melainkan juga bisa dilakukan secara non-formal, mengingat pendidikan non-formal justru juga perlu diperhatikan karena mampu mendekatkan anak terhadap keluarga dan masyarakat sekitar. 

"Kan tidak semua orang tua bekerja, banyak anak yang stres karena tidak dibimbing keluarga. Jadi ini menjadi bahan pertimbangan, karena ini (wacana Full Day School) nanti akan menimbulkan protes dari masyarakat," ujarnya.

Kak Seto menegaskan bahwa jika kebijakan ini nantinya diterapkan, pemerintah dan pihak sekolah juga harus betul-betul memperhatikan atmosfer sekolah yang baik agar anak merasa senang dan betah melakukan kegiatan di sekolah bukan malah menjadi merasa stress dan terbebani. Perbaikan kualitas guru sebagai aktor di garda depan pendidikan harus ditingkatkan serta disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat juga menjadi pokok persoalan yang harus dibenahi terlebih dahulu.

Psikolog Pendidikan, Tjut Rifemeutia dikutip dari detik.com (9/8) mengingatkan agar pihak sekolah tidak lagi membebani anak-anak dengan beragam tugas di rumah mengingat anak-anak juga butuh waktu luang untuk bermain dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar seperti keluarga, masyarakat dan teman-teman.

Penulis sendiri hanya berharap sekalipun wacana ini nantinya bakal diterapkan haruslah diiringi dengan perencanaan yang matang. Pendidikan bukan persoalan spele yang penyelesaiannya diselesaikan secara setengah-setengah, tidak bersifat kontinu. Pendidikan merupakan investasi masa depan sebuah bangsa sehingga investasi haruslah disikapi secara serius dengan penuh pertimbangan dan perencanaan yang matang pula. Tidak kah kita ingat apa yang dilontarkan oleh Ki Hajar Dewantara,  yang menyebut sekolah sebagai "taman siswa" ?  Oleh karena itu, sekolah harus menjadi tempat menyenangkan dan membuat siswa rindu kembali ke sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun