Desta Veny Rahayu, seorang Paskibraka muda yang memiliki semangat juang dan kegigihan untuk negeri tercinta. Beliau meninggal dunia setelah merasakan pusing dan mual saat pemusatan latihan Paskibraka di Provinsi Jambi pada Minggu (8/8/2021).
Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani mengungkapkan belasungkawa yang sebesar-besarnya atas kepergian Desta Veny Rahayu, pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) asal Jambi.
"Saya mengucapkan belasungkawa yang terdalam untuk keluarga almarhum Desta. Saya sangat terpukul dengan kepergiannya dan terharu dengan semangat Desta sebagai seorang Paskibraka," kata Puan.
Diketahui almarhumah Desta adalah salah satu anggota Paskibraka yang akan bertugas dalam upacara Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 di lapangan Kantor Gubernur Jambi 17 Agustus mendatang. Semangatnya sebagai seorang Paskibraka menggema dan membanggakan orang tua serta gurunya.
Hal tersebut terlihat dari semangatnya mengikuti prosesi tantingan, yaitu pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi seorang Paskibraka. Diklat itu dijalani untuk melihat tekad calon Paskibraka dalam mengemban amanah utamanya sebagai pengibar bendera.
"Semangat Desta mencerminkan semangat anak muda dalam merayakan dan mengisi kemerdekaan. Hal itu harus kita hargai dan kita jadikan contoh bagi generasi muda secara luas," ujar Puan.
Puan turut pula menunjukkan rasa terharunya mengetahui bahwa Desta adalah seorang putri dari keluarga sederhana. Menurut Puan, Desta punya semangat juang yang tinggi dan gigih dalam meraih prestasinya. Dia tidak menyerah dengan keterbatasan.
Desta memang berasal dari keluarga petani di Desa Bedeng Dua, Kecamatan Kayuaro Barat, Kabupaten Kerinci. Gadis itu dikenal sebagai sosok yang penuh tanggung jawab dan cerdas. Gelora semangat dan ambisinya membuat Desta mampu mewakili Kerinci sebagai Paskibraka ke tingkat provinsi.
Dalam pemilihan calon Paskibraka, Desta unggul dari 200 peserta lainnya. Dia pun bersama tujuh rekannya berangkat untuk berjuang pada babak selanjutnya.
Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Desta sudah melaporkan sakit kepala dan mual. Namun, tekadnya begitu kuat untuk menjadi seorang pengibar sang saka Merah Putih. Dia hanya beristirahat sebentar, kemudian latihan lagi.
Sebelum bergabung pada diklat ini, Desta sendiri tidak pernah menunjukkan ada sakit bawaan dan sudah dinyatakan sehat oleh keterangan dokter setempat. Selama pendidikan pun kesehatan peserta dijaga dengan ketat, mulai dari makanan, vitamin hingga waktu istirahat.