Secara mental, body shaming sendiri dapat menyebabkan berbagai dampak negatif. Misalnya saja secara mental, seorang korban body shaming bisa merasa insecure, malu, dan terhina jika menerima perundungan mengenai bentuk tubuh ini.
"Tindakan body shaming di luar dari kepribadian santun bangsa Indonesia. Maka, secara tegas harus kita hapuskan," ujar Puan.
Menurut Puan, yang harus disadari bahwa tindakan tersebut dapat menimbulkan luka hati seseorang. Jika luka fisik bisa disembuhkan secara cepat dengan obat-obatan, sementara itu luka hati tidak memiliki ukuran kesembuhan yang signifikan.
"Kita benar-benar harus memikirkan bahwa dalam situasi Pandemi covid-19, seharusnya kita saling mengangkat satu sama lain. Produktif membantu, menjadi punggung untuk saling bersandar dan berdiri bersama. Tidak melakukan tindakan yang kontra produktif," ujar Puan.
Puan berharap, kedepannya tidak ada lagi perilaku yang memalukan bangsa seperti itu. Siapa pun korbannya, baik atlet atau perempuan dan laki-laki pada umumnya. Masyarakat Indonesia harus bisa saling menghargai satu sama lain.
"Kita sebaiknya menjaga bangsa ini tetap kondusif dari isu-isu negatif. Bayangkan ketika lonjakan Covid-19 sedang tinggi, tetapi suasana malah dikisruhkan dengan tindakan perundungan di muka umum. Kita jaga semangat persatuan bangsa ini untuk mendukung penanganan Covid-19," tutur Puan.
Diketahui sebelumnya terjadi body shaming kepada Nurul Akmal ketika dia baru pulang dari Olimpiade Tokyo 2020. Celetukan "yang paling kurus" terdengar ketika perempuan hebat itu mengambil karangan bunga saat baru tiba di Bandara Soekarno Hatta.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, terlihat Nurul tidak terganggu dengan perkataan tersebut. Dia tetap tersenyum dan menjalankan prosesi dengan baik. Belakangan, Nurul diketahui mendengar celetukan di atas dan memutuskan untuk lapang dada serta tidak mengambil pusing akan kejadian itu.
Nurul sendiri merupakan atlet olahraga angkat besi kelas +87 kilogram pada Olimpiade Tokyo 2020. Dirinya berprestasi dengan meraih peringkat kelima pada cabang olahraga tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H