Mohon tunggu...
Dyla Aulya
Dyla Aulya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Public Relations Universitas Al Azhar Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Always do my best to get the best!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perlakuan Body Shaming terhadap Atlet Perempuan Indonesia, Puan Maharani: Hilangkan Tindakan Body Shaming!

7 Agustus 2021   22:42 Diperbarui: 7 Agustus 2021   22:41 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Secara mental, body shaming sendiri dapat menyebabkan berbagai dampak negatif. Misalnya saja secara mental, seorang korban body shaming bisa merasa insecure, malu, dan terhina jika menerima perundungan mengenai bentuk tubuh ini.

"Tindakan body shaming di luar dari kepribadian santun bangsa Indonesia. Maka, secara tegas harus kita hapuskan," ujar Puan.

Menurut Puan, yang harus disadari bahwa tindakan tersebut dapat menimbulkan luka hati seseorang. Jika luka fisik bisa disembuhkan secara cepat dengan obat-obatan, sementara itu luka hati tidak memiliki ukuran kesembuhan yang signifikan.

"Kita benar-benar harus memikirkan bahwa dalam situasi Pandemi covid-19, seharusnya kita saling mengangkat satu sama lain. Produktif membantu, menjadi punggung untuk saling bersandar dan berdiri bersama. Tidak melakukan tindakan yang kontra produktif," ujar Puan.

Puan berharap, kedepannya tidak ada lagi perilaku yang memalukan bangsa seperti itu. Siapa pun korbannya, baik atlet atau perempuan dan laki-laki pada umumnya. Masyarakat Indonesia harus bisa saling menghargai satu sama lain.

"Kita sebaiknya menjaga bangsa ini tetap kondusif dari isu-isu negatif. Bayangkan ketika lonjakan Covid-19 sedang tinggi, tetapi suasana malah dikisruhkan dengan tindakan perundungan di muka umum. Kita jaga semangat persatuan bangsa ini untuk mendukung penanganan Covid-19," tutur Puan.

Diketahui sebelumnya terjadi body shaming kepada Nurul Akmal ketika dia baru pulang dari Olimpiade Tokyo 2020. Celetukan "yang paling kurus" terdengar ketika perempuan hebat itu mengambil karangan bunga saat baru tiba di Bandara Soekarno Hatta.

Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, terlihat Nurul tidak terganggu dengan perkataan tersebut. Dia tetap tersenyum dan menjalankan prosesi dengan baik. Belakangan, Nurul diketahui mendengar celetukan di atas dan memutuskan untuk lapang dada serta tidak mengambil pusing akan kejadian itu.

Nurul sendiri merupakan atlet olahraga angkat besi kelas +87 kilogram pada Olimpiade Tokyo 2020. Dirinya berprestasi dengan meraih peringkat kelima pada cabang olahraga tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun