Ahad, 23 April 2017. Sebagai bentuk praktik revolusi iqro’, di Pondok Pesantren Ribath al-Ibadah al-Islami asy-Syarif Soroboyo selalu diadakan kajian bedah buku di setiap bulannya. Takdir Alloh, pada bulan April ini, buku yang dibedah, dikupas, dan dipelajari adalah buku Adapting More BenZen karya Siddi DaLuthfi.
Acara yang dilaksanakan setelah sholat subuh itu dihadiri berbagai macam kalangan masyarakat. Mulai dari yang muda sampai yang tua. Mulai dari pedagang, pegawai, guru, mahasiswa, dosen, ustadz bahkan para kiyai.
Bedah buku di buka dengan salam oleh Yai Ali Misbahul Munir, selaku murid dari penulis buku. Lalu dilanjutkan dengan mauidloh hasanah dan langsung disambung dengan acara inti. Yaitu ulasan-ulasan dari apa yang ada dalam buku Adapting More tersebut, yang disampaikan oleh Ghoust ATA (Abdillah Taufiq).
“Di dalam diri manusia terdapat kotak DNA, di dalam kotak DNA itulah manusia bisa menemukan apapun, bisa mewujudkan apapun. Karena semuanya telah tersedia di dalam kotak DNA tersebut. Maka sejatinya manusia bisa menjadi apapun, bisa bicara dengan angin, air, hewan, tumbuhan, berbicara dengan berbagai bahasa, bahkan bisa hilang lebur menjadi cahaya.”
Beliau juga menyampaikan “Semua yang ada di dunia ini tidak ada yang hilang, yang ada adalah proses penyesuaian (Adapting). Contohnya adalah do’a. Ketika seseorang berdo’a ingin dikaruniai keturunan yang sholeh dan sholihah. Tetapi takdir Alloh anaknya ternyata tidak sholih-sholihah, akan tetapi ternyata cucu-cucunya yang menjadi sholih-sholihah. Maka itulah penyesuainnya. Doa yang dipanjatkan seseorang tersebut tidak hilang, bukanya tidak dikabulkan. Akan tetapi doa itu tetap terkabulkan tetapi dengan penyesuai-penyesuaian dengan rentang waktu yang telah ditetapkan oleh Alloh seperti itu.”
“Sungguh buku ini merupakan lompatan atau quatum dari ilmu pengetahuan yang langka, yang mungkin belum ada penjabaran sedetail itu selama ini.” Lanjut beliau. Banyak pesan yang Ghouts ata sampaikan. Memotivasi para hadirin agar mampu memraktikan apa-apa yang telah mereka pelajari.
Di akhir acara,sebelum berpisah, Ghouts ATA mengingatkan bahwa untuk mencapai semua itu harus didasari dengan keyakinan. Tinggalkan keragu-raguan, tinggalkan nalar kalkutalif, tinggalkan berfikir skeptis. Intinya di keyakinan. Sebab tanpa keyakinan semuanya akan sulit terwujudkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H