Film yang berjudul Jagal atau akrab dikenal dengan The Act of Killing, merupakan film dokumenter karya sutradara Joshua Oppenheimer.
Dalam pembuatan film ini sang sutradara jenius asal Amerika Serikat tersebut, bekerja sama dengan beberapa sutradara asal Indonesia.
Film dokumenter yang satu ini menceritakan tentang tragedi yang terjadi pada 30 September 1965. Pada tahun 1965, telah terjadi pembantaian masal kepada ribuan jiwa di Indonesia.
Pembantaian secara brutal dan keji dilakukan kepada orang-orang yang dituduh dan dianggap sebagai pendukung, simpatisan, dan anggota PKI (Partai Komunis Indonesia).
Secara garis besar, film dokumenter yang satu ini juga menunjukkan kepada penonton, terkait imajinasi pelaku pembantaian masal pada tragedi G30S/ PKI.
Hal ini lantas menjadi suatu hal yang ironi karena para pelaku pembantaian tersebut, masih bebas dan seringkali membicarakan insiden tersebut.
Seolah-olah pelanggaran Hak Asasi Manusia dan kejahatan yang telah mereka lakukan di masa lampau adalah hal yang bisa dengan mudah dibicarakan.
Meskipun telah mendapatkan berbagai macam penghargaan internasional, film dokumenter yang memiiliki durasi kurang lebih 2 jam 30 menit ini, tidak diperbolehkan untuk tayang di bioskop Indonesia.
LSF (Lembaga Sensor Film) Indonesia mengeluarkan surat dan menyatakan bahwa tema atau isu yang diangkat dalam film ini sangatlah sensitif. Oleh sebab itu, Jagal tidak diperbolehkan untuk tayang baik melalui bioskop maupun secara umum.
Selain itu, LSF (Lembaga Sensor Film) Indonesia juga menyebutkan bahwa, film Jagal atau yang biasa disebut The Act of Killing ini, dapat menimbulkan kekacauan dan rasa simpati masyarakat kepada PKI (Partai Komunis Indonesia).
Film dokumenter dengan judul dua bahasa ini, berhasil mendapatkan perhargaan dari British Academy Film sebagai film dokumenter terbaik.
Selain itu, film ini juga berhasil dinobatkan sebagai Film dokementer terbaik di acara Academy Awards ke-86 dan juga Televison Arts Awards 2013.
Film dokumenter yang satu ini, juga sukses mendapatkan ulasan dan rating yang tergolong cukup baik dari masyarakat. Pada IMDb dengan jumlah 34.472 voters, Jagal berhasil meraih rating 8,2.
Ariel Rizky Putra Hartono sebagai salah satu generasi milenial yang sangat menyukai sejarah dan film dokumenter menyebutkan bahwa film Jagal mampu memberikan sebuah pengetahuan baru.
Ariel menyatakan bahwa film The Act Of Killing merupakan sebuah karya dokumenter yang patut diacungi jempol karea mampu menunjukkan sisi lain dari sejarah kelam yang pernah terjadi.
Yohanes Geraldo Riberu selaku mahasiswa hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta menyatakan bahwa film The Act Of Killing mempunyai dampak yang sangat besar kepada masyarakat Indonesia terutama anak muda.
Menurutnya, berkat adanya film The Act of Killing, meskipun tidak bisa disamaratakan, masyarakat terutama para praktisi hukum bisa mendapatkan gambaran baru terkait imajinasi yang dimiliki para pelanggar Hak Asasi Manusia (HAM).
Di lain sisi Francois Fortescu Khrisna Huring, seorang Videografer Feelancer profesional lebih terkesima dengan cara pengambilan video yang ada pada film jagal atau yang biasa disebut The Act Of Killing.
Ia menyebutkan bahwa teknik editing dan colour grading yang ada pada film ini sangat rapi. Editing merupakan sebuah proses perangkaian gambar dan juga suara (Astuti, 2022)
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, Rifan. (2020). Sinopsis Film Jagal, Perjalanan dan Imajinasi Kelompok Pembunuh. Diakses dari https://www.suara.com/entertainment/2020/09/28/154257/sinopsis-film-jagal-perjalanan-dan-imajinasi-kelompok-pembunuh?page=all
Astuti, R. A. Vita. (2022). Buku Ajar Filmologi Kajian Film. Yogyakarta: UNY Press
Fadilla, Shifa Nur. (2021). Dilarang Tayang Jagal & Senyap Justru Raih Penghargaan Internasional. Diakses dari https://hot.detik.com/movie/d-5768306/dilarang-tayang-jagal--senyap-justru-raih-penghargaan-internasional
Sulistiyawan, Luqman. (2022). Melihat Sisi Lain Pembantaian 1965-1966 dari Film "Jagal" dan "Senyap". Diakses dari https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/09/22/155048282/melihat-sisi-lain-pembantaian-1965-1966-dari-film-jagal-dan-senyap?page=all
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI