Mohon tunggu...
Yoakim Dyas Trisantana
Yoakim Dyas Trisantana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Stars can't shine without sun.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Simak Film "Lupa Aturan Main (1990)", Film Drama Tanah Air Lawas yang Berkualitas!

15 September 2022   20:40 Diperbarui: 15 September 2022   20:51 1369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: Suara.com 
Source: Suara.com 

Berbeda dengan Film Lupa Aturan Main (1990), dalam film Warkop DKI Reborn : Jangkrik Boss Part 1  (2016)  para pemeran lawas sudah digantikan oleh pemeran baru. Sosok Dono diperankan oleh Abinama A., Kasino diperankan oleh Vino G, da Indro diperankan oleh Tora S.

Film ini menceritakan Dono, kasino dan Indro yang terus mendapatkan kesialan. Dono dan kawan-kawan yang berprofesi sebagai petugas baru keamanan di CHIIPS dituntut rugi sebesar delapan miliar rupiah oleh atasan mereka yakni, Ence Bagus.

Karena kecerobohan yang mereka lakukan, mereka dipaksa untuk bertanggung jawab dan mencari solusi atas permasalahan tersebut. Setelah alur yang Panjang, mereka mendapatkan suatu peta yang mampu menuntun mereka kepada harta karun.

Setelah mengetahui sinopsis dari kedua film tersebut, mari kita bahas dan bandingkan paradigma yang digunakan pada masing-masing film. Secara singkat paradigma dapat diartikan sebagai cara kita memandang dan memikirkan suatu hal, tak jarang juga paradigma diartikan sebagai sudut pandang.

Paradigma  yang digunakan oleh film Lupa Aturan Main adalah paradigma positivisme. Dalam film ini terlihat jelas bahwa pesan yang seringkali disampaikan adalah hal yang kita lakukan akan berdampak pada apa yang akan terjadi berikutnya.

Hal ini dapat kita lihat dalam alur yang terjadi. Salah satu contohnya adalah pada adegan Dono menantang perampok melalui koran, ternyata hal ini menyebabkan perampok marah dan hendak balas dendam.

Berbeda denga film Lupa Aturan Main, film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1 menggunakan paradigma konstruktivisme. Film ini menunjukkan bahwa realitas yang ada dibentuk oleh pengalaman manusia sendiri.

Pada adegan mereka ditunutut, terlihat jelas bahwa orang miskin akan sulit untuk bertahan di Indonesia. Hal ini tentunya sejalan dengan pengalaman masyarakat  dimana seringkali kita jumpai rakyat jelata yang tidak memiliki uang ditindas oleh pihak berkuasa,

Setelah melihat paradigma yang digunakan, mari kita lihat juga aspek genre dan sub genre dari kedua film tersebut. Genre sendiri bisa diartikan sebagai suatu jenis penjelas dari karya, sedangkan sub genre dapat diartikan sebagai pembantu dari penjelas genre.

Tanpa perlu diragukan kedua film tersebut merupakan  film yang sama-sama ber genre drama. Sama halnya dengan genre yang memiliki kesamaan, sub genre utama yang digunakan kedua film tersebut sama-sama komedi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun