Mohon tunggu...
Dyasti AyuAnggraini
Dyasti AyuAnggraini Mohon Tunggu... Guru - Guru Bimbingan dan Konseling

Guru BK SMA Negeri 1 Air Batu dengan hobi traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cyber Bullying Menghentikan Minat Melanjutkan Pendidikan

18 November 2022   22:01 Diperbarui: 18 November 2022   22:26 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

EK seorang peserta didik yang duduk dibangku SMA kelas XI, belakangan ini mendapat perhatian lebih oleh Guru BK di sekolahnya karena sering tidak masuk sekolah, Setelah melakukan panggilan Orang Tua beberapa kali namun tidak ada respon, lalu diputuskan untuk melakukan Home Visit ke rumah peserta didik tersebut, dan didapati fakta bahwa EK tidak mau belajar di sekolah lagi karena merasa malu kepada teman-temannya yang telah mengejek nya melalui sosial media. 

Yang dialami oleh EK ini adalah salah satu bentuk dari perundungan "masa kini" atau yang lebih dikenal dengan istilah Cyber Bullying atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai Intimidasi Dunia Maya yang artinya segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja dan dilakukan teman seusia mereka melalui dunia maya atau internet (Wikipedia). 

Dampak yang ditimbukan dapat meningkatnya masalah di sekolah maupun partisipasi dalam permasalahan perilaku di dunia nyata lainnya (Editorial, 2013).  

Berdasarkan teori Willard (dalam Sari & Suryanto, 2012, hal. 53) terdapat enam bentuk yang dapat menggambarkan cyberbullying:

  1. Flaming, yaitu mengirimkan pesan teks yang berisi kata-kata yang penuh amarah, kasar, dan/ frontal.
  2. Harassment (gangguan), merupakan cyberbullying yang berbentuk berbagai macam pesan yang mengganggu pada email, sms, maupun pesan teks di jejaring sosial yang dilakukan secara terus menerus.
  3. Denigration (pencemaran nama baik), dimana pelaku mengumbar keburukan seseorang di internet dengan maksud merusak reputasi dan nama baik orang tersebut, hal ini dapat berupa fitnah/ gosip atau membuat postingan bernada kebencian atau mengumbar kejelekan korban.
  4. Impersonation (peniruan), pelaku berpura-pura menjadi orang lain dan mengirimkan pesan-pesan atau status yang tidak baik, agar teman korban mengira bahwa status atau pesan tersebut adalah asli dari si korban.
  5. Outing, dimana pelaku menyebarkan rahasia orang lain, atau foto-foto pribadi orang lain dengan maksud mengumbar borok atau privasi orang lain tersebut.
  6. Trickery (tipu daya), pelaku membujuk korban dengan tipu daya agar mendapatkan rahasia atau foto pribadi orang tersebut yang akan dijadikan senjata untuk mempermalukan atau meneror korban.

Dilihat dari bentuknya, EK telah mengalami beberapa jenis Cyber Bullying yang menyebabkan motivasi belajarnya menurun, bukan tidak mungkin hal ini terjadi pada peserta didik lain. 

Berdasarkan ini perlu adanya langkah kongkrit dari pihak sekolah agar kasus serupa tidak terjadi lagi. langkah- langkah yang dapat diambil diantaranya dengan membentuk Satgas Saber (sapu bersih) Perundungan di Sekolah, dengan mengaktifkan perangkat OSIS sebagai anggota nya dibimbing Kepala Sekolah dan Guru BK.

Selain itu Sekolah melalui Guru Bimbingan dan Konseling juga dapat membentuk Peer Counselor (Konselor Sebaya) dengan tujuan dengan adanya Konselor Sebaya di sekolah, peserta didik yang mengalami perundungan lebih dapat terbuka mengungkapkannya.

Guru BK juga sebisa mungkin menjalin komunikasi yang aktif dengan pserta didik sehingga kepercyaan peserta didik untuk menceritakan masalahnya dapat meningkat. Sebagai penutup Cyber Bullying menjadi salah satu dosa dunia pendidikan jika kita menutup mata begitu saja mengingat dampak yang ditimbulkan sangat lah besar.

Jika dibiarkan Cyber Bullying akan menjadi "Budaya turun temurun"yang sulit dihilangkan. Keaktifan seluruh elemen yang ada di Sekolah diharapkan dapat memberantas Cyber Bullying sehingga kasus serupa tidak terulang kembali.  Air Batu, 17 November 2022 Dyasti Ayu Anggraini. 

sumber bacaan :

Editorial. (2013). Cyberbullying among Adolescents: Implications for Empirical Research. Journal of Adolescent Health, 53, 431-432.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun