Polarisasi terjadi karena terdapat perbedaan pendapat antara masyarakat. Terdapat beberapa faktor utama penyebab polarisasi diantaranya yaitu :
Ketidaksetaraan ekonomi
Polarisasi dalam masyarakat dapat terjadi dari perspektif ekonomi karena ketidaksetaraan ekonomi antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat. Faktor-faktor seperti perbedaan dalam pendidikan, akses ke lapangan kerja, dan kekayaan pribadi dapat menyebabkan perbedaan yang signifikan dalam pendapatan, kekayaan, dan status sosial. Hal ini kemudian memunculkan perbedaan pandangan dan kepentingan dalam hal kebijakan ekonomi.
Kelompok yang lebih mampu secara ekonomi mungkin mendukung kebijakan yang menekankan pada pasar bebas dan privatisasi, sementara kelompok yang lebih rendah dalam skala ekonomi mungkin mendukung kebijakan yang lebih menekankan pada perlindungan sosial dan redistribusi kekayaan. Perbedaan pandangan ini dapat memperkuat polarisasi dan mempersulit pencapaian kesepakatan dalam masyarakat. Selain itu, kebijakan ekonomi yang tidak seimbang dapat memperburuk ketidaksetaraan ekonomi dalam masyarakat dan memperkuat polarisasi. Misalnya, kebijakan yang menguntungkan kepentingan bisnis besar atau kelas atas dapat memperkuat ketidaksetaraan ekonomi dan menimbulkan rasa tidak puas di kalangan kelompok yang lebih rendah dalam skala ekonomi.
Perbedaan budaya
Polarisasi dapat terjadi karena perbedaan budaya karena adanya perbedaan nilai, keyakinan, dan norma-norma yang dipegang oleh kelompok-kelompok yang berbeda. Perbedaan budaya ini dapat mempengaruhi cara pandang dan cara berpikir orang dalam kelompok tersebut, dan memengaruhi juga cara mereka bertindak dan berinteraksi dengan kelompok lain. Pada dasarnya, setiap kelompok memiliki cara pandang, nilai, dan keyakinan yang berbeda yang berasal dari pengalaman hidup dan lingkungan sosialnya. Hal ini dapat menyebabkan perbedaan cara pandang dalam melihat suatu masalah atau situasi, sehingga menghasilkan pendapat yang berbeda pula.
Polarisasi juga dapat terjadi karena adanya stereotip dan prasangka yang berkembang di antara kelompok-kelompok yang berbeda. Misalnya, stereotip negatif mengenai kelompok tertentu dapat memicu ketidakpercayaan dan bahkan ketakutan pada kelompok lain, dan ini dapat memperburuk polarisasi antar kelompok. Ketidakmampuan atau ketidakmauan untuk memahami perbedaan budaya dan mencari titik kesamaan juga dapat memicu polarisasi. Jika orang-orang tidak terbuka terhadap pemahaman budaya lain dan bersikeras mempertahankan keyakinan mereka sendiri, maka polarisasi akan semakin memburuk.
Politik identitas
Polarisasi politik identitas dapat terjadi ketika individu atau kelompok identitas tertentu membentuk aliansi atau ikatan politik untuk memperjuangkan kepentingan mereka dan bersaing dengan kelompok-kelompok identitas lainnya. Hal ini sering terjadi ketika identitas tertentu, seperti etnis, agama, jenis kelamin, atau orientasi seksual, dianggap sebagai faktor utama yang membedakan antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Polarisasi politik identitas dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti:
Perbedaan pandangan tentang isu-isu politik yang berkaitan dengan identitas tertentu, seperti hak-hak perempuan, atau hak-hak kelompok minoritas.
Ketidakadilan atau diskriminasi terhadap kelompok-kelompok identitas tertentu dalam politik atau kebijakan publik.
Penyebaran propaganda dan retorika yang memicu ketegangan antar kelompok identitas tertentu.
Penggunaan isu-isu identitas sebagai alat politik untuk memenangkan dukungan massa, bahkan jika hal tersebut memperburuk polarisasi antar kelompok.
Polarisasi politik identitas dapat berdampak negatif pada masyarakat, seperti memperburuk polarisasi, memperlemah integrasi sosial, dan memperkuat segala bentuk diskriminasi dan ketidakadilan.