Indonesia merupakan negara agraris yang menjadikan sektor pertanian sebagai penopang perekonomian negara. Namun perkembangan dan modernisasi sektor pertanian di Indonesia belum mengalami peningkatan.
Salah satu penyebabnya adalah penerapan teknologi disektor pertanian yang masih rendah. Hal tersebut menyebabkan produktivitas pertanian cenderung menurun dan petani yang menjadi ujung tombaknya sebagian besar hidup dibawah garis kemiskinan.
Melihat hal tersebut Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW Salatiga memberikan mata kuliah PKL III yang berisi pembuatan produk inovasi teknologi pertanian. Program ini diikuti oleh semua mahasiswa yang berada pada akhir tahun ketiga perkuliahan.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menguji sampai sejauh mana kemampuan mahasiswanya dalam mengaplikasikan teori melalui pembuatan produk inovasi teknologi pertanian yang diperoleh dalam perkuliahan pada dunia kerja yang sebenarnya.
Kegiatan ini membutuhkan waktu selama 2 bulan mulai dari penyusunan proposal, persiapan alat dan bahan, survey pasar, pembuatan produk hingga pameran produk yang dilaksanakan di Expo dan Penutupan KKN di Banyubiru Jawa Tengah.
Selama ini belum banyak teknologi pertanian terkhusus untuk membantu petani menanam benih padi di sawah. Selain itu juga petani seringkali mengeluarkan biaya yang cukup besar terkhusus biaya tenaga kerja.
Selain itu jika petani menanam dengan cara disebar tentunya jumlah benih yang disebar lebih sulit dikontrol. Melihat latar belakang tersebut dimunculkan inovasi pertanian bernama atabela. Â
Atabela adalah alat tanam benih padi secara langsung, dimana benih padi langsung disebar di lahan budidaya tanpa melalui proses penyemaian terlebih dahulu. Cara ini berbeda dengan budidaya padi sistem pindah tanam atau transplanting, dalam hal pembibitannya.
Dalam sistem pindah tanam, benih padi disemaikan terlebih dahulu di lahan yang terpisah dengan lahan budidaya. Menurut Raharjo (2013), penggunaan Atabela model drum seeder dapat mengurangi waktu tanam dan tenaga kerja sampai 20%.
- Penghematan biaya per ha. Biaya tanam padi dengan menggunakan tenaga kerja (konvensional) adalah Rp 900.000,- per ha. Penggunaan alat tabela hanya memerlukan biaya Rp 100.000, -- per ha.
- Penghematan jumlah tenaga kerja. Proses menanam padi dengan menggunakan alat atabela hanya memerlukan 1 orang tenaga kerja sementara secara konvensional diperlukan sekitar 20 orang tenaga kerja.
- Penghematan waktu tanam. Penggunaan alat tabela cerdas akan sangat menghemat waktu yaitu cuma memerlukan waktu 6 jam per hektarnya dengan operator 1 tenaga kerja. Bandingkan jika tanam padi dilakukan secara konvensional yang memerlukan 10 orang tenaga kerja selama 2 hari.
- Jumlah benih perlubang yang seragam. Penggunaan atabela akan menghasilkan jumlah benih yang sama per lubangnya sehingga akan menghemat biaya pembelian benih padi.
- Jarak tanam yang lebih seragam dan rapi. Keseragaman dan kerapian jarak tanam akan memudahkan dan menghemat biaya pemeliharaan. Proses pemeliharaan lebih mudah, lebih cepat dan hasil padi lebih banyak dengan kualitas lebih bagus.
Di Indonesia sendiri sebenarnya sudah ada alat Tabela yang dikeluarkan oleh IRRI, akan tetapi alat ini masih dinilai kurang efektif karena terbuat dari besi sehingga berat saat digunakan. Selain itu panjang dari alat ini juga berlebih dan merepotkan saat ditarik oleh petani.
Untuk model IRRI drum seeder mempunyai 6 buah drum, masing-masing drum untuk 2 baris tanaman. Kapasitas kerja alat 8 jam/ha dengan seorang operator dan satu pembantu, serta kebutuhan benih 35-40 kg/ha.
Cara Penggunaan
- Masukkan benih padi ke dalam pipa penabur benih pada ATABELA
- Tutup lubang
- Alat siap digunakan pada lahan persawahan dengan cara ditarik
Manfaat dan Potensi Penggunaan Teknologi
- Efisiensi terhadap tenaga kerja, biaya, dan waktu tanam.
- Efisiensi terhadap benih yang ditaburkan dalam media tanam padi karena benih padi yang keluar dari kotak benih relatif teratur (1-2 butir). Serta jarak tanam yang lebih seragam dan rapi
- Efektivitas petani dalam menggunakannya karena alat ini relatif lebih ringan.
Cara Pembuatan
Atabela merupakan alat yang terdiri dari roda bergerigi yang digabungkan dengan kotak berisi benih, pelubang pada pvc yang berfungsi untuk tanam padi lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan cara tanam manual. Alat yang digunakan dalam proses pembuatan Atabela terdiri dari gergaji kayu, gergaji pvc, palu, meteran. Bahan yang digunakan seperti kayu, pipa pvc, kawat baja, plat seng, knock us, mur baut, paku.
Cara pembuatannya yaitu:
- Membuat pegangan dengan ukuran 150 cm x 3 cm x 2 cm berbahan kayu usuk.
- Penguat pegangan yang terdiri dari dua buah di kanan dan kiri dengan ukuran 75,5 cm x 3 cm x 2 cm berbahan kayu.
- Membuat roda dari kayu dengan diameter 50 cm dengan ketebalan 3 cm dengan gerigi berukuran 3 cm x 1,5 cm x 2 cm.
- Membuat penopang dengan ukuran 36 cm x 3 cm x 2 cm berbahan kayu dengan jumlah sebanyak 5 buah terpasang pada papan peyangga.
- Merangakai kotak penyimpanan benih menggunakan pvc dengan ukuran pvc 3 inchi dan panjang 180 cm. Untuk pintu pembuka penyimpanan benih diletakan pada sudut kanan, kiri, tengah pvc. Membuat lubang ukuran 1 cm sebagai saluran keluarnya benih yang ditanam.
- Mengencangkan mur baut ukuran 5 cm diameter 0,8 cm sebanyak 8 buah berbahan besi sebagai penyambung dan penguat pegangan, penopang roda, dan penguat lain serta mengencangkan mur baut dengan ukuran 6 cm diameter 0,5 cm sebagai penggabung bahan Atabela yang satu dengan yang lain.
- Komponen pendukung lain yang saling melengkapi sehingga terbentuk menjadi Atabela yang siap digunakan. Â
Atabela ini bukan hanya digunakan untuk menanam benih padi saja, akan tetapi adapat digunakan untuk menanam benih yan lain seperti kedelai dan jagung. caranya hanya dengan memodifikasi besar lubang benih  yang ada.
sekian ulasan dari saya, semoga bermanfaat !
Salam...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H