Mohon tunggu...
Dyan Yulianti
Dyan Yulianti Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi Agroteknologi

Mahasiswi Agroteknologi - FPB UKSW

Selanjutnya

Tutup

Nature

Strategi Peningkatan Produksi Menuju Swasembada Kedelai

10 November 2018   09:03 Diperbarui: 10 November 2018   09:16 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Budaya makan masyarakat Indonesia mengenal tiga kelompok pangan utama, yang saling melengkapi, yaitu nasi (pangan pokok), lauk, dan sayur/buah.

Kedelai sendiri merupakan komponen pangan dalam bentuk olahan yang berperan sebagai lauk nasi yang murah, bergizi dan disenangi oleh masyarakat. Diantaranya berupa tahu, tempe, kecap, hingga susu kedelai yang sudah sangat umum dan menjadi teman makan sehari-hari.

Makan nasi hampir tidak mungkin tanpa lauk, dan kedelai merupakan bahan mentah lauk yang digemari sebagian besar masyarakat. Oleh karena itu permintaan akan kedelai stabil tinggi secara berkelanjutan, dan karenanya sudah sewajarnya sistem produksi kedelai diposisikan sangat penting, sejajar dengan padi.

Potret Kedelai Nasional 2018

tabel
tabel
Dari data Balitkabi.Litbang.Pertanian kedelai nasional Indonesia pada tahun 2018 masih bergantung pada kedelai import. Dapat dilihat dari banyaknya jiwa yang perlu makan kedelai yaitu sebanyak 262 juta penduduk, sehingga total kebutuhan kedelai di Indonesia mencapai 2,3 juta ton. Sedangkan di Indonesia sendiri ketersediaan kedelai hanya sebesar 791.700 , sehingga negara hanya bisa mensuplai sekitar 30% saja dari total kebutuhan kedelai yang ada.

Skenario pencapaian produksi kedelai negara Indonesia memiliki sasaran 2,5 juta ton. Untuk mewujudkan pencapaian produksi kedelai tahun 2018 yaitu dengan peningkatan produktivitas 15,35 kuintal/ha, perluasan area tanam dari 200.000 ha menjadi 1.021.292 ha atau 5X luas area tanam kedelai yang saat ini sudah ada. Mampukah Indonesia ?

          Memahami faktor penyebab belum berhasilnya program swasembada kedelai nasional di masa lalu menjadi penting, agar masalah dan kekeliruan yang terjadi tidak diulangi, dan swasembada kedelai yang dapat dicapai dapat berkelanjutan.

Strategi Peningkatan Produksi Menuju Swasembada Kedelai

          Program dan upaya peningkatan produksi kedelai selama ini lebih memilih kegiatan yang relatif mudah, mengharapkan petani berlahan sempit untuk menanam kedelai secara intensif guna mencukupi kebutuhan kedelai nasional. Padahal pesaing terhadap tanaman kedelai sangat banyak, seperti: jagung, kacang hijau, sayuran, tebu, tembakau yang memberikan keuntungan lebih besar.

          Permasalahan sistem produksi kedelai untuk mencapai swasembada dapat digolongkan menjadi lima penyebab, yaitu: (1) tidak tersedia alokasi lahan, yang secara pasti dan khusus diperuntukkan bagi produksi kedelai; (2) usahatani kedelai berisiko tinggi, produktivitas rendah dan pendapatan usahatani kedelai rendah; (3) pelaku usahatani kedelai adalah petani tradisional dengan skala usaha kecil; (4) adopsi teknologi produksi yang rendah dan lambat.

1. Penyediaan lahan khusus untuk kedelai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun