Mohon tunggu...
Dyandra Kusumawardani
Dyandra Kusumawardani Mohon Tunggu... -

Lahir dan besar di Jawa Timur, dan sekarang tinggal di Cibubur - Bogor

Selanjutnya

Tutup

Politik

Negeri yang Tergadai Itu Bernama Indonesia

3 Juli 2014   22:20 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:36 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prihatin dan sedih... rasa itulah yang ada saat melihat peta kepemilikan AS dan negara asing lainnya atas kekayaan alam Indonesia yang dikeluarkan oleh BP Migas pada tahun 2012. Kalau hampir di semua wilayah dikuasai oleh pihak asing, lalu... dimanakah milik bangsa Indonesia...? akankah dan kapankah kita bisa menikmati hasil kekayaan alam dari negeri kita sendiri...? masihkah kita bisa berharap, dimana saat sekarang banyak anak-anak muda yang lebih merasa bangga yang setelah selesai kuliahnya, mereka bisa bekerja diperusahaan-perusahaan asing yang ada di Indonesia. Padahal... perusahaan-perusahaan itulah yang telah menguras dan mengalirkan hasil kekayaan alam Indonesia ke negara mereka.

Meskipun kita mendapatkan pembagian hasil dari pemberdayaan sumber daya alam yang ada di bumi Indonesia, tetapi... sangat tidak seimbang, kalau tidak mau dikatakan rugi. Yang paling mencolok dan banyak diperbincangkan akhir-akhir ini adalah kontrak karya penjualan LNG Tangguh kepada CNOOC, dimana menurut sang ahli... potensi kerugian atas kontrak karya tersebut sebesar US$ 75 milyar... itu baru dari 1 kontrak karya dan dari 1 lokasi sumber daya alam, sedangkan sumber daya alam Indonesia yang dikuasai oleh perusahaan asing ada lebih dari 40 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia.

[caption id="attachment_313915" align="aligncenter" width="500" caption="Peta Kemelikan AS dan Negara Lain atas wilayah Migas dan Metana Batubara di Indonesia, tahun 2012"][/caption]

Selain sumber daya alam yang dikuasai asing, juga hampir disegala sendi kehidupan masyarakat Indonesia itu dikuasai oleh konglomerat-konglomerat keturunan Tionghoa. Para pribumi hanyalah menjadi pekerja-pekerja bayaran semata. Saya bukannya mau mengobarkan anti Tionghoa, tapi... hanya ingin melihat warga pribumi juga bisa maju dan bukan hanya menjadi warga negara kelas 2 dinegerinya sendiri.

Telepas dari seperti apa kondisi dan pola kepemimpinan Pak Soeharto di era Orde Baru, ada 1  wacana bagus yang digulirkan oleh Pak Soeharto. Dengan berbagai kemudahan yang sudah diterima oleh perusahaan-perusahaan milik konglomerat-konglomerat tersebut, beliau minta mereka untuk memberikan sumbangan sebesar 2,5% dari laba bersih perusahaan, yang rencananya akan digunakan sebagai sumber pembiayaan dan pembinaan usaha mikro, usaha kecil, koperasi, dan usaha menengah kaum pribumi Indonesia yang masih jauh tertinggal. Namun permintaan tersebut ditolak oleh Sudono Salim yang merupakan pemimpin kaum konglomerat yang tergabung dalam Yayasan Prasetya Mulya.

Beberapa hari lagi kita akan memilih calon pemimpin bangsa yang baru... masing-masing pasangan capres-cawapres mempunyai visi misi yang secara garis besar memiliki kemiripan.

Capres – cawapres nomor urut 1 : Prabowo Subianto – Hatta Rajasa, menawarkan visi “Membangun Indonesia Yang Bersatu, Berdaulat, Adil dan Makmur serta Bermartabat”, dan untuk itu Prabowo – Hatta, mengemban misi :

1.    Mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang aman dan stabil, sejahtera, demokratis dan berdaulat serta berperan aktif dalam menciptakan perdamaian dunia, serta konsisten melaksanakan Pancasila dan UUD 1945.

2.    Mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, berkerakyatan dan mandiri.

3.    Mewujudkan Indonesia yang berkeadilan sosial, dengan sumber daya manusia yang berakhlak, berbudaya luhur, berkualitas tinggi; sehat, cerdas, kreatif dan terampil.

Capres – cawapres nomor urut 2 : Joko Wododo – M. Jusuf Kalla, menawarkan visi “Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong” yang akan ditempuh dengan misi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun