Mohon tunggu...
Dyan Agus
Dyan Agus Mohon Tunggu... Buruh - Cinta di atas senja

Harta yang paling berharga di atas dunia ini adalah keluarga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tuhan Ingin Kita Melangkah Lebih

19 Juni 2021   16:48 Diperbarui: 19 Juni 2021   17:10 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[3] Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.

(QS al-'asr,103 : 1-3)

amu yang hari ini suka menunda suatu pekerjaan yang ingin engkau kerjakan, maka suatu hari nanti engkau akan menyesali betapa ruginya mengapa saya dahulu tidak pernah mencoba pekerjaan yang ingin saya kerjakan. Bahkan allah azawajalla memberikan otak kepada manusia agar supaya dapat bertindak dari hasil konsequensi dari pikiran. 

Allah mencipatakan otak manusia untuk beerfikir karena sejatinya otak manusia itu sebagai computer super yang dapat mengendalikan jutaan fungsi kerja dari organ-organ tubuh manusia, baik secara spontan (tampa di perintahkan oleh otak) seperti berdetaknya jantung kita setiap saat, bernapas, produksi hormon dalam tubuh manusia, daln lain-lain, dan secara todak spontan ( berfikir dahulu sebelum bertindak), sebagai mana diterangkan di dalam kitab yang sangat suci berbunyi "Dan apakah kami (allah) tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir " (QS Fatir,35; 37).

Waktu itu ibarat air yang mengalir, tidak mungkin akan kembali lagi. Waktu yang sudah berlalu tidak mungkin akan berputar kembali lagi, dan tidak akan kembali dengan suasana yang sama, waktu yang sama, detik sama, dan kondisi yang sama pula.  Jika engkau menemukan suasana dan kodisi yang pas, maka itu semua tidak sama dengan segala kondisi dengan kesempatan yang pertama.  Jangan engkau sekali-kali menanamkan dalam hati dan akal fikiran menjadi malas untuk melaksankannya.

Masa-masa dulu kita sering mendengar orang tua atau teman sebaya ataupun orang kita enggak kenal, yang memeberikan motto hidup agar membuat diri manusia untuk berubah bukan dibatasi oleh benteng umur, tua, maupun muda. Dan masa lalu yang belum bis kita  relakan dan maafkan, entah itu kejayaan atau trauma trauma kecil  yang berbenturan dengan hati, seperti singan jantan yang sudah kehilangan taring nya dan di tempat yang lain banyak singa yang di ikat di bagian leher, kaki, dan jantung mereka sendiri. Tanpa masa lalu kita tidak pernah ada, masa lalu mengkreasikan diri kita saat ini.

Tetap lah bernapas walapun keadaan sulit, kita melakukan ini bukan untuk orang lain, bukan mencari pengakuan di mata orang terpenting bagi kita, melaikan kita melakukan sesuatu itu untuk mendapatkan pengakuan dari diri sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun