Mohon tunggu...
Dyan Lestari
Dyan Lestari Mohon Tunggu... Editor - PWK UNEJ, 19

Berusaha dan Berdoa

Selanjutnya

Tutup

Money

Utang Luar Negeri Meningkatkan Pembangunan ataukah Menimbulkan Beban?

19 Mei 2020   20:35 Diperbarui: 19 Mei 2020   20:34 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pembangunan memang menjadi suatu aspek yang sangat penting dalam kemajuan suatu negara yang berkembang, salah satunya Indonesia. Dana menjadi salah satu kendala dalam pembangunan. Maka dari itu peranan dana bantuan dari luar negeri dan modal asing menjadi sangat penting terhadap kemajuan, pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu negara yang berkembang.

Utang luar negeri dapat didefinisikan sebagai utang penduduk(resident) yang berdomisili di suatu wilayah territorial ekonomi kepada bukan penduduk(non resident). 

Utang luar negeri adalah setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan /atau devisa yang dirupiahkan , maupun dalam bentuk barang dan/atau jasa yang diperoleh dari pemberi pinjaman luar negeri yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu.

Secara teoritis utang luar negeri dapat disebut dnegan pendapatn nasional. Utang luar negeri merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan, selain itu utang luar negeri dapat dibutuhkan untuk menutupi tiga defisit, yaitu kesenjangan investasi, defisit anggaran, dan defisit transaksi berjalan.

Menurut Todaro(1998) utan luar negeri merupakan total dari seluruh pinjaman secara resmi dalam bentuk uang tunai maupun bentuk aktiva lainya. Selain itu untuk mengalirkan dana dari negara maju ke negara yang berkembang untuk merealisasikan pembangunan untuk mendistribusikan pendapatan.

Ditinjau dari kewajiban pengembaliannya utang luar negeri mempunyai 2 bentuk yaitu pemberian dan pinjaman luar negeri. Mekipun keduanya memiliki syarat-syarat pengembalian yang berbeda namun keduanya saling keterkaitan erat antara pinjaman dan pemberian.

Sekelompok ekonom pada tahun 1950 an – 1960 an berpendapat dan meyakini bahwa bantuan luar negeri mempunyai dampak yang positif terhadap pembangunan ekonomi negara tanpa menimbulkan gangguan pada masa sesudahnya bagi negara-negara debitor tersebut. 

Asumsi yang mereka gunakan dalam proses penganjuran bantuan luar negeri akan menambah sumber yang produktif tanpa harus menmbulkan dampak negatif terhadap hubungan domestik serta tidak akan menimbulkan dampak negative terhadap alokasi dan efisiensi sumber daya teruama tingkat efisiensi penggunaan modal.

Menurut Chenery dan Carter (1973) mengelompokkan empat pemikiran dasar yaitu:

  • Sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan oleh negara sedang berkembang sebagai suatu dasar yang signifikan untuk memacu kenaikan investasi serta pertumbuhan ekonomi
  • Untuk menjaga dan mempertahankan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi diperlukan perubahan dan perombakan yang subtansial dalam struktur produksi dan perdagangan
  • Modal asing dapat berperan penting mobilisasi sumber dana dan transformasi structural
  • Kebutuhan akan modal asing akan menjadi menurun setelah kebutuhan structural terjadi

Ada beberapa manfaat dari utang negeri yaitu:

  • Untuk mengatasi masalah kekurangan uang asing
  • Mengatasi kekurangan tabungan
  • Sumber pelengkap pembiayaan pembangunan di berbagai bidang misalnya infrastruktur, kesehatan, pendidikan dll.
  • Sebagai sumber pembiayaan proyek yang strategis di dalam negeri

Di Indonesia sendiri ada dua jenis utang luar negeri yaitu:

  • Utang luar negeri pemerintah dan bank sentral

Utang luar negeri pemerintah merupakan utang yang dimiliki oleh pemerintah pusat, yang terdiri atas utang bilateral, multilateral, fasilitas kredit ekspor, komersial, leasing, dan Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan di luar negeri dan dalm negeri yang dimilik oleh bukan penduduk. SBN terdiri atas Surat Utang Negara(SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara(SBSN).

Utang bank sentral adalah utang yang dimiliki oleh Bank Indonesia yang diperuntukkan dalam rangka mendukung neraca pembayaran dan cadangan devisa. Selain itu terdapat utang kepada pihak bukan penduduk yang telah menempatkan dananya pada sertifikat Bank Indonesia dan utang dalam bentuk kas dan simpanan serta kewajban lainyya kepada bukan penduduk.

  • Utang luar negeri swasta

Utang luar negeri swasta adalah utang luar negeri penduduk kepada yang bukan penduduk dalam valuta asing dan atau rupiah berdasarkan perjanjian utang ataupun perjanjian lainnya, kas, dan simpanan milik bukan penduduk, kewajiban lainnya kepada bukan penduduk. Utang luar negeri swasta meliputi utang bank dan bukan bank. 

Utang luar negeri bukan bank terdiri dari utang luar negeri Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBK) dan Perusahaan Bukan Lembaga Keuangan termasuk perorangan kepada pihak bukan penduduk.

Sebenarnya utang luar negeri juga mengakibatkan beban untuk suatu negara, ada beberapa indikator dalam mengukur beban utang seperti:

  • Debt Service Ratio(DSR) yang merupakan suatu perbandingan antara kewajiban membayar utang dan cicilan utang luar negeri dengan devisa hasil ekspor. Ambang batas DSR menurut para ahli adalah 20% .
  • Debt to Export Ratio yang merupakan rasio utang terhadap ekspor. BI telah menetapkan bahwa suatu negara dikategorikan sebagai negara pengutang berat jika debt to export ratio lebih besar dari 220%
  • Debt to GDP Ratio yang merupakan rasio utang terhadap PDB. Rasio utang terhadap PDB dapat dilihat sebagai kriteria mengecek kesehatan keuangan suatu negara, dimana rasio di atas 50% menunjukkan bahwa pinjaman luar negeri Indonesia membenahi lebih dari 50% pendapatan nasional (Basri, 2003: 201)

Dari segi ekonomi utang luar negeri dapat membantu pembiyaan pembangunan di Indonesia, telah disebutkan bahwa banyak manfaat dari utang luar negeri apalagi untuk negara yang tengah berkembang seperti Indonesia. Namun yang menjadi masalah terbesar adalah mampukah Indonesia untuk membayar utang-utang tersebut? Dan bagaimanakah jika tingkat kemampuan untuk membayar utang tersebut telah melebihi batas?

            Mengingat pada bulan Februari 2020 Bank Indonesia telah menyebutkan bahwa utang Indonesia sebesar 6.376 Triliun rupiah. Utang tersebut meningkat 5,4 persen dari bulan sebelumnya.

Perkembangan infrastruktur di Indonesia yang meningkat sebenarnya justru malah membuat masalah baru yaitu utang luar negeri menyebabkan beban yang begitu besar. Walapun utang luar negeri sangat membengkak diharapkan Indonesia tetap mampu membayar utang ke luar negeri agar tidak terjadi beban yang terus-terusan meningkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun