Sushi Tei - Ciputra World, menjelang buka puasa Ramadhan hari ke 23 sangat penuh. Untunglah, Tony reserved untuk kami di meja 11 setelah beberapa kali menelepon. Biasa... nggak sabaran. Ini adalah dinner terakhir sebelum aku resign. Aku jadi nggak enak hati di jamu seperti ini.
Karena nggak ngerti mau milih menu apa yang enak, aku serahin semua ke Mbak S. Dia juga yang minta sushi, hehe...
Sebelumnya aku nggak pernah suka makan sushi. Jangankan untuk mencoba, ngelihatnya aja udah neg duluan. Selagi menunggu pesanan datang kami ngobrol ngalor-ngidul.
Aku mencari-cari wasabi dan menemukannya di salah satu mangkuk stainlesteel bersama mangkuk lain berisi jahe merah yang diiris tipis-tipis, dan dua jenis kecap dalam botol.
"At the first time I ate sushi, I was in Bangkok. May be 4 or 5 years ago. It was an apps training. They provided sushi for lunch. Culinary strange for me. I couldn't eat raw fish all neatly arranged in a plate. No one interested on me. I just found a small pile of green cream, which I think is the avocado cream. I picked it up with chopstick and put it all into my mouth."
Sontak cerita saya membuat Tony dan Mbak S tertawa sekaligus kasihan dengan kebodohan saya itu.
"Ya ampun pedes banget dong," kata Mbak S sambil menutup mulutnya dengan empat jari tangannya.
"Ogh....it made you crying. It's very hot and strong...." komentar Tony sambil tertawa.
Yes.... I was crying and cannot throw out the wasabi in my mouth. It was the first time I ate sushi."
Setiap orang yang kuceritakan tentang pengalaman pertamaku dengan wasabi pasti tertawa.
Sekarang aku sudah ahli nyampur wasabi sama kecap asin dan sudah lebih bisa menikmati sushi. Bahkan sudah menjadi salah satu kuliner favorit. Satu persatu pesanan kami berdatangan. Aku sudah mengincar potongan salmon mentah segar.