Tradisi dan Teori
Seperti fenomena yang dilakukan oleh anak di bawah umur karena cintanya ditolak lalu dia melakukan pembunuhan 1 keluarga. Kasus ini terjadi di Kalimantan Timur, Selasa 6 Februari 2024 dini hari. Â Sebelumnya kedua orang tua pelaku dan korban sempat terlibat percekcokan karena ayam, sehingga membuat hubungan mereka sedikit tidak baik.Â
Orang tua korban melarang anaknya untuk memiliki hubungan dengan pelaku. Ada kesalahpahaman dalam pemaknaan pesan oleh pelaku yang disampaikan korban. Padahal, bisa saja hubungannya tidak direstui karena usia mereka yang masih terlalu belia. Pelaku yang sudah dikuasai oleh amarah dan sakit hati kaena merasa penolakan yang disampaikan korban melukai harga diri dan psikologisnya. Akhirnya, pelaku memutuskan untuk membunuh 1 keluarga korban dibawah pengaruh alcohol.
Tuntutan orang tua korban untuk tidak menjalin hubungan dengan pelaku merupakan hal yang wajar dilihat dari segi usia mereka. hal yang bermasalah kemudian decoding oleh komunikan, dalam hal ini pelaku.Â
Decoding merupakan komponen penting kedua dalam komunikasi efektif, yaitu kemampuan memahami pesan yang diterima. Pelaku memaknai pesan dari orang tua korban secara berlebihan. Dari kasus tersebut, komunikasi interpersonal yang tidak terjalin dengan baik menjadi penyebab utama.
Menurut Tradisi Sosiopsikologis yang menyatakan bahwa individu sebagai makhluk sosial, memperhatikan kepribadian, sifat, persepsi, serta kognisi. Ketidakefektifan dalam penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunikator secara langsung mempengaruhi proses kognitif dan persepsi dari komunikan.Â
Manusia memiliki persepsi untuk melakukan proses interpretif dalam memodifikasi makna. Karena setiap orang memiliki pemaknaan yang berbeda sesuai dengan latar belakang, referensi, dan pengalaman. Â Kasus ini juga dapat dikaitkan dengan Teori Interaksi Simbolik. Inti dari teori tersebut adalah setiap pikiran manusia mampu memprediksi dan mengartikan kejadian yang dialami.Â
Karena ketegangan diantara kedua keluarga, memungkinkan penyampaian pesan dari korban kepada pelaku kurang baik. Mungkin ada penyampaian pesan yang tidak efektif, baik secara verbal maupun nonverbal sehingga hal itu mengatur pola pikir pelaku. Hal ini dpaat disimpulkan bahwa dibutuhkan keselarasan dan komunikasi efektif yang dibangun dengan baik agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan kesamaan makna.
Â
Daftar PustakaÂ
Kompas.com. (2024, Februari 7). Pembunuhan Satu Keluarga di Panajam Peser Utara, 5 Orang Tewas, Pelaku Masih SMK.