Hanya ada di atas kertas
Menggaung berputar-putar dalam gelombang suara
Dari podium ke podium dan dari mimbar ke mimbar
Lepas terucap setelah dikumur dari para cerdik pandai cendekia
Para kebanyakan hanya menjadi pendengar yang baik nan setia
Di setiap saat
Menggapai masa emas hanyalah dagangan mimpi dan harapan
Ditawarkan saban hari, memaksa untuk dibeli
Oleh para kebanyakan, alas kaki piramidal
Lantas, apa yang sesungguhnya terjadi?
Bila seorang menteri negeri ini tak ada rasa malu lakukan korupsi
Bila para sang pendekar penegak konstitusi pun berani korupsi
Bila para bandar dan juragan masih vulgar nan liar bermain-main
Dengan para penggenggam jabatan dan posisi
Tak terkecuali mereka sang penyandang pengantong suara rakyat!
Sungguh pilu bagai kalbu disayat sembilu ...
Dan, dimanakah sesungguhnya integritas itu bersemayam?
*****
Kota Malang, Desember di hari kedua belas, Dua Ribu Dua Puluh Tiga.
 Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H