"Wah, bisa saja sampeyan ini. Menurut informasi dari berbagai sumber, Â situasi politik negeri ini, jelang Pemilu 2024, gejalanya mulai memanas. Lebih-lebih soal pilpres, capres/cawapres dengan partai-partai pengusungnya. Seru dan rumit, setengah ngeri-ngeri basah, kang Ri ...."
"Maksudnya, kang?" tanya Si Paneri agak bingung.
"Menurut berita dan menurut ahli dan pakar politik, terjadi pertarungan antar partai dalam mengusung capres dan cawapresnya. Juga terjadi tarik ulur dan terjadi ketidakkonsistenan antar partai dalam bekoalisi maupun dalam hal menjagokan capres dan cawapres. Itu sih menurut berita, ahli  dan  pakar," ulas Si Jhon.
"Begitulah politik, kang Jhon. Apa yang tak mungkin bisa menjadi mungkin, kawan bisa menjadi lawan, lawan bisa menjadi kawan lantaran kepentingan. Begitu sih kalau yang ayas baca dan ayas perhatikan dari tayangan informasi tanpa harus terjebak oleh informasi yang sifatnya hoax."
"Menurut kang Paneri, memang ada ya suatu partai dalam dunia politik yang masih bisa dianggap konsisten dan jauh dari kepentingan pribadi, kelompok dan oligarki?" kembali Si Jhon bertanya kepada Si Paneri yang tak disangka dan dinyana.
"Ada, dan masih konsisten sampai saat ini. Tak pernah sedikitpun terpengaruh oleh situasi dan kondisi apapun dan yang bagaimananpun. Hatta situasi dan kodisi politik yang memanaskan sekalipun," sahut Si Paneri tanpa harus loading terlebih dulu terhadap pertanyaan Si Jhon kali ini.
"Partai apa, kang, menurut catatan sejarah politik dan Pemilu di negeri ini?" tanya Si Jhon agak penasaran juga dengan apa yang bakal dijawab oleh Si Paneri.
"Simpel saja, kang Jhon. PG dan PE. "
"Apa itu? Partai Gurem dan Partai Elit-kah yang sampeyan maksudkan?"
"Bukan, kang Jhon."
"Lalu, apa lho?"