Tertepislah keraguan ituÂ
Saat kali pertama engkau memulai melangkahÂ
Kibaskan sayap di tengah hantaman cibiran dan umpatanÂ
Dari mereka yang maunya hanya satu kata, menang!
Yang tak mau peduli betapa bola itu bundar, jendral ...
Apalagi tercabiknya bulu sayapmu, meski tak sampai patahÂ
Di kala gagal mencengkeram, lumpuhkan sang harimau malayaÂ
Badai dan topan hujatan dan cacian pun kian menghujam dadamuÂ
Seperti tiada yang bisa diharap atas kiprahmu di ajang pertarungan kali iniÂ
Namun, perlahan dengan keyakinan merenggut kepastian
Membelakkan mata mereka yang tak mau tahu
Atas gemuruh kecamuk membahana, menggayut-gayut di dada dan kepala
Cita menggapai untuk menjadi jawara, terjawablah dengan sendirinyaÂ
Kau libas sang samba kecil dengan jerih bersusah payahÂ
Lalu, kau libas pula sang gajah perang dengan perkasaÂ
Menghantarkan kepak kibas sayapmu menuju puncakÂ
Dan, berhadapan dengan sang golden stars dalam harap-harap cemas menunggu kedatanganmuÂ
Teruskanlah, melaju-lajulah wahai garuda muda kitaÂ
Pentahbisan sebagai sang jawara sudah di pelupuk mataÂ
Buktikan kepada dunia, bahwa engkau bisa!Â
Semoga!
*****
Kota Malang, Agustus di hari kedua puluh lima, Dua Ribu Dua Puluh Tiga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H