"Imunitas itu, berbanding lurus dengan kekuatan pikiran ..."Â (renungan).
Boleh jadi, tanpa membusungkan dada, saya adalah kategori salah seorang dari sekian yang ada, karena tak sendirian, yakni bagian dari yang disebut: langka. Bukan tanpa sebab ataupun alasan yang logis rasional. Maksudnya? Inilah penuturannya ...
Sebagai pengagung konsepsi "Kembali ke Alam", Back to Nature, saya wajib konsisten atas apa yang saya yakini secara proporsional, tanpa harus laku lajak, hiperaktif, yang berarti: seimbang. Dimana suatu ketika saya didera sakit gatal-gatal pada kulit sampai pada stadium parah atau akut. Namun, juga ada yang lebih parah lagi dari yang saya dera ini. Yakni, hingga 10 tahun baru sembuh dan pulih dari penyakit dimaksud.
Gatal-gatal pada kulit dimaksud, saya alami sejak November 2020. Dan, Ahamdulillah, Puji Tuhan, saat saya menyusun artikel ini, jadi sambuh. Koq, bisa? Apa yang tak bisa diselesaikan di Dunia ini, bila kita mau berusaha dan berdoa mohon izin kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh dan konsisten atas apa yang telah diyakini sebagai logis-rasional dan proporsional? Itu kata kuncinya, bagi saya pribadi.
Setelah sekian bahan obat dari alam yang saya daya gunakan, di antaranya: Daun Sambiloto (Andrographis Paniculata), Bratawali (Tinospora Cordifolia), Bidara Laut (Strichnos Lucyda), dan lain sebagainya yang rasanya serba pahit, koq masih tak kunjung reda juga ya penyakit gatal-gatal kulit ini? Membuat saya hampir saja frustasi, dan alami depresi, lantaran betapa tersiksanya ketika mendera penyakit gatal-gatal kulit yang saya alami ini. Mulai rasa demam, sulit tidur, rasa gatal yang tak kuasa ditahan yang terpaksa digaruk dan berakibat terjadi pembekakan pada permukaan kulit, ampunlah sudah!
Seiring dengan guliran waktu, terbitlah inspirasi untuk kuliah mandiri tentang penyakit Gatal-Gatal Kulit di "Kampus Online" yang tak perlu harus hadir bertatap muka di ruang kelas, dosennya siapa saja, referensinya dari mana saja, dan jadwal  kuliahnya pun kapan saja, yang benar-benar Merdeka tanpa tekanan dan penindasan. Beruhkan: "Berkenan silakan, tidak pun silakan". Real Merdeka, bukan semu yang abu-abu ...
Five Double U plus H (5W + H) pun terpenuhi dalam menjawab Apa, Dimana, Mengapa, Kapan, dan Siapa plus Bagaimana hal ihwal tentang Gatal-Gatal Kulit dengan segala varian yang ada di ranahnya, serta bagaimana cara meredamnya secara alamiah dan murah meriah yang terhindar dari High Cost, serta tanpa mengusur aspek logika-rasional. Kuliah Mandiri Online dengan memanfaatkan teknologi internet (wifi).
Setelah dinyatakan lulus (yang meluluskan, ya diri kita sendiri tolok ukurnya, setelah  menangkap esensinya), maka lahirlah simpulan tentang Pergatalan pada Kulit, sebagai berikut:
- Secara umum (general), sakit yang berwujud penyakit adalah akibat yang dalam terminologi konsepsi causalateit verband, adalah terjadi ketidakseimbangan perlakuan pada diri jasad kita sendiri, oleh sebab beberapa hal yang memicu dan akibat yang ditimbulkannya. Dasar: Tubuh Manusia, telah dirancangbangun oleh Tuhan pada mulanya adalah dalam prinsip Seimbang. Manakala terjadi penyakit, berarti telah terjadi ketidaksembangan pada tubuh sebab perlakuan tak seimbang oleh diri kita sendiri ini, sehingga menjadi pincang atau sakit berupa penyakit. Dan, sakit pun adalah alarm sebagai isyarat "mengapa terjadi", agar introspeksi.
- Sedangkan, sebab dari sakit dan menjadi penyakit dipicu oleh 2 hal, yakni Pola Makan dan Pola Hidup yang tak seimbang, sehingga jadilah sakit berupa penyakit. Misal: makan yang tidak proporsional alias berlebihan, pola hidup yang kurang tertib dan kurang teratur serta berlebihan, yakni mulai dari jarang olah raga guna menjaga kebugaran sesuai dengan kondisi fisik atau perilaku terhadap waktu siang di jadikan malam, dan waktu malam dijadikan siang. Akibatnya, timpang dan pincanglah kondisi tubuh kita ini, sehingga sakit atau berpenyakit.
- Jawabnya: Harus kembali diseimbangkan agar kembali sehat dan seimbang. itu saja, sederhana saja.
Nah, menyadari semua itulah maka sampailah pada bagaimana mengantisipasi dan meredam serangan penyakit Gatal-Gatal Kulit itu tanpa mencedarai prinsip Kembali ke Alam, Back to Nature dalam rangka menuju pada sebuah Keseimbangan atau Hidup Seimbang yang terhindar dari ketimpangan dan kepincangan, sehingga kembali Sehat-Seimbang Pikiran, Ucapan, dan Tindakan (Perilaku), sehat jasmani maupun rohani.
Masukan yang saya dapatkan, yang kemudian saya praktikkan agar tak hanya berkutat di di ranah teori belaka, selain menjalankan rutin berolah raga apa saja sesuai dengan kondisi fisik, adalah sebagai berikut:
- Kulit Tokek Kering hasil penjemuran ataupun hasil dari di-oven
- Dibacem atau direndam dengan Arak
- Dikonsumi secara proporsional dengan dosis yang terukur, tidak berlebihan.
Akhirnya, saya mendapatkannya dalam upaya menyeimbangkan tubuh dari penyakit dimaksud, atas izin Tuhan semata jua ...
- Kulit Tokek Kering, tersedia di Apotek yang menyediakan ramuan atau obat ala China yang dikenal dengan sebutan Shinshe
- Arak Bali, dan jatuhlah pilihan saya terhadap Arak Bali ber-brand: "TIRTHA DEWATA" (beli secara online).
Alhamdulillah, Puji Tuhan ... Penyakit Gatal Kulit saya saat ini telah sembuh. Dan, saya pun mulai rajin berolah raga dengan bersepeda pancal, sebisa mungkin mengurangi penggunaan motor, kecuali bila memang harus menggunakan motor karena memang kebutuhan. Bila masih bisa ditempuh dengan bersepeda pancal, ya mancal saja, hitung-hitung sebagai berolah raga secara tak langsung, juga menghemat pemakaianBBM.Â
Sekian, dan terima kasih. Salam seimbang universal Indonesia_Nusantara ...
*****
Kota Malang, Mei di hari Jumat, hari kelima, Dua Ribu Dua Puluh Tiga.     Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H