"Sederhana dan simpel saja, kawan. Coba perhatikan dengan cara seksama, walau tak harus dalam tempo yang sesingkat-singkatnya ..." sambung kata Si Jhon.
"Ya, silakan, dan pliss dilanjut ulasannya, kawan," sahut Si Paneri.
"Di lingkup sekitar kita saja, gak usah jauh-jauh dari kita saja, tolong diperhatikan. Sebagian dari mereka yang berlabelkan cerdik-pandai, intelektual, agamis, atau paduan dari intelektual dan agamis sekalipun, dan tak perlu ayas sebutkan satu per satu, siapa-siapa ya? Pernahkah sampeyan menyaksikan atau merasakan sendiri di lingkup sekitar kita ini sebuah wujud harmonisasi kehidupan yang memancarkan kehidupan saling kasih sayang dan saling memakmurkan? Dimana, yang merasa berlebih berbagi kepada yang berkekurangan secara seimbang dan proporsional, materi maupun immateri yang ditindaknyatakan oleh mereka, atau diteladankan oleh mereka sebagai konsekuensi logis atas predikat yang disandang dan diakui oleh masyarakat?" tanya Si Jhon kepada Si Paneri.
"Sik, sik ... Jhon, ayas koq masih belum mudheng," jawab Si Paneri lugu nan jujur, tanpa merasa malu-malu ataupun minder manakala bercengkerama berhadapan dengan Si Jhon.
"OK, kawan ... Ayas lanjutkan," sahut Si Jhon.Â
"Seorang cerdik-pandai, intelektual, ilmuwan, sang agamis, dan apalah istilahnya yang sepadan, apalagi yang bekategorikan tokoh, pada prinsipnya kan mengemban amanah yang ayas sebut sebagai 'misi suci' tanpa pamrih bagi kemanusiaan yang beradab terhadap sekelilingnya yang paling dekat atau para tetangga. Yakni, membagikan ilmu praktisnya kepada sekitarnya yang memang benar-benar patut dan layak untuk mendapatkan pencerahan dan dalam praktik langsung secara nyata, bukan di awang-awang dalam kemasan retorika belaka atau narasi-narasi belaka, yang tak hanya melambungkan angan-angan saja. Misal, tentang surga-neraka, pahala-dosa, menjadi sarjana hingga menjadi profesor, dan tentang bagaimana cara mendapatkannya. Atau, tentang pendidikan yang arah besar ke depannya adalah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara." Ulas Si Jhon yang tampak masih belum tuntas itu. Sebab, waktu telah menunjuk pada 00:00 WIB, yang berarti keduanya harus rehat dulu, dan bisa dilanjutkan pada kesempatan jagongan selanjutnya ... (Bersambung ke Bagian 2)Â
Salam Seimbang Universal Indonesia_Nusantara ...
Â
*****
Kota Malang, April di hari kelima belas, Dua Ribu Dua Puluh Tiga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H