Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bincang Politik ala Jhon-Paneri

13 April 2023   23:44 Diperbarui: 15 April 2023   20:54 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: kolektorlucu.blogspot.com

Memasuki puasa di hari kedua puluh satu, pasca Isya, saat menjelang malam sesudah lenyapnya sinar merah di ufuk barat, seperti biasanya, Si  Jhon dan Si Paneri selalu memanfaatkan waktunya untuk jagongan, bercengkerama, berdiskusi ataupun sharing dalam gaya insan kampung. Namun masih terhindar dari kesan "kampungan" dalam perbincangan di antara keduanya yang bertetangga dekat, dan karib itu.

Kali ini, keduanya berdiskusi dengan topik utama seputar ranah politik di kala negeri ini sedang menyongsong "tahun politik" 2023/2024. 

"Sudah berbuka, Ri ..?" tanya Si Jhon kepada Si Paneri, mengawali perbincangannya.

"Sudah sejak siang tadi, Jhon!" jawab Si Paneri rileks tanpa beban.

"Lho, maksud sampeyan, Ri? Apa sampeyan sedang tidak berpuasa lantaran berhalangan?" tanya Si Jhon sembari tersenyum simpul, setengah meledek.

"Ya, ayas gak puasa lantaran berhalangan besar, Jhon! Yakni, pekerjaan sehari-hari sebagai buruh bangunan yang saban hari keluarkan peluh dan butuh kalori energi agar tak loyo dalam bekerja pada saat berhadapan dengan garis siang. Apalagi, pas bekerja di sebuah proyek bangunan gedung pencakar langit milik para boss juragan borju yang bermodal gede, yang serba ditarget pencapaian pekerjaannya dengan super ketat. Gak ngerasakno pasa, Jhon!"

"Ya, ya, ya ... ayas bisa memaklumi, Ri kalau itu alasan logis sampeyan kenapa tak puasa, " timpal Si Jhon bernada toleran.

"Lha, sampeyan sendiri, jam segini, koq masih di rumah, apa tidak tarawih?" tanya balik Si Paneri.

"Gak, Ri. Ayas-pun berhalangan dalam hal ini."

"Berhalangan apa sampeyan, Jhon? Koq, sepertinya membalas dan mengimbangi argumen ayas barusan, ya? Hehehe ... " kelakar Si Paneri dengan bahasa dan nada bertutur penuh keguyuban sebagai tetangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun