Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bincang Politik ala Jhon-Paneri

13 April 2023   23:44 Diperbarui: 15 April 2023   20:54 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: kolektorlucu.blogspot.com

"Bukan begitu, kawan Paneri ... Ya itu, ayas pun berhalangan besar dalam hal pemikiran, dasar rujukan, dan tindakan atau implementasi, bahasa ndakik-nya," jawab Si Jhon setengah hingga tiga per empat bernada serius.

"Waduh, kalau yang ini, ayas gak nutut, Jhon ... kapasitas maupun kapabilitas pemikiran ayas jauh banget dengan sampeyan. Sampeyan yang seorang karyawan eksekutif perusahaan ternama di kota ini, yang berlatar belakang sarjana dan magister. Sementara, ayas bisa selesaikan bangku SMK saja, itu sudah bagus lho menurut ayas ..?" jawab Si Peneri dengan rendah hati.

"Ach, gak juga, kawan. Ini adalah hal yang umum, lumrah terhadap kehidupan manusia sebagai sesama ciptaan Tuhan. Bukankah kita ini diciptakan sama oleh Tuhan Yang Maha Esa, Maha Segalanya?"

"OK, Jhon, lanjutkan argumentasi sampeyan, " sela Si Paneri. Si Jhon pun melanjutkan bicaranya.

"Maksudnya, apalah artinya ayas melaksanakan suatu tindakan, apalagi dengan cara yang menggebu-gebu, sementara terhadap apa yang ayas laksanakan tersebut, ayas sendiri gak paham seutuhnya. Mulai dari apa, mengapa, dan bagaimana yang seharusnya. Lebih-lebih terhadap dasar tindakan, titik tolak atau rujukan yang jelas, pasti dan teruji yang mengarah pada tujuan yang hendak dicapai, belum ayas dapatkan jawabannya? Koq, mau-maunya, katakanlah, ayas melaksanakannya? Apakah itu tak ubahnya sebuah tindakan dengan dasar rumus dan jurus mabok?" ulas Si Jhon secara tegas nan gamblang.

"Logis-rasional juga argumen sampeyan, Jhon ..." sahut Si Paneri dengan seraut mimik terkesima terhadap penuturan Si Jhon.

"Yach, kehidupan di dunia ini, bukankah selalu atas dasar proses yang logis-rasional berdasarkan ilmu atau ilmiah sifatnya? Apa dengan proses yang mistis, klenik, imajiner atau serba mitos? Apa begitu, Tuhan dalam menciptakan alam semesta dengan segala isinya? Yakni, dengan cara sim sala bim aba kadabra, begitu ya, Ri? Hehehe ... "

"Ya gak juga, Jhon! Percuma kita ini disekolahkan hingga mencapai pendidikan tinggi seperti halnya sampeyan ini, kalau cara berpikir dan tindakannya hanya asal, tidak logis-rasional maupun realistis. Apalagi, masih terjebak oleh hal-hal yang gak jelas, di awang-awang yang serba nggedobos belaka. Wong, Tuhan Sang Pencipta Segala itu adalah Maha Segalanya. Apa mungkin Tuhan tak mengajarkan sama sekali kepada manusia ciptaan-Nya dengan cara dan menurut kapasitas maupun kapabilitas manusia secara umum yang dalam bahasa sampeyan disebut universal itu?" kata Si Paneri bernada retoris.

"Betul sekali, kawan ..." tukas Si Jhon lugas. 

Perbincangan kedua orang bertetangga dekat ini kian nggayeng, meskipun malam menuju dini hari terus bergerak merambat. Antara Si Jhon dan Si Paneri, keduanya dalam situasi dan kondisi laksana kata berjawab gayung bersambut, manakala berjagongan di malam hari. 

"Namun, sampeyan harus hati-hati lho, Jhon? Sebab, bukankah saat ini konon adalah masa-masa tahun politik? Apa-apa semua, jadi serba sensitif. Tak terkecuali  terhadap soal agama yang konon katanya, acapkali terjadi politisasi atau dipolitisir demi maksud dan tujuan tertentu. Lebih-lebih dalam rangka upaya memecah belah bangsa kita ini ..." kata Si Paneri mengingatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun