Ya, apa hendak dikata bila memang sampai di situlah langkah perjuangan Timnas Garuda Indonesia Kita dengan segala romantika perjalanannya selama berpartisipasi  di ajang Piala AFF 2022. Dan, kita harus mengakui kedigdayaan pasukan Nguyen ini. Apalagi pas bermain di kandangnya sendiri dengan dukungan supporter yang luar biasa pula. Kalah-menang, dalam sebuah pertandingan adalah hal yang biasa. Karena manakala siap bertanding, maka harus siap untuk kalah, dan siap untuk menang. Saat meraih kemenangan tak perlu jumawa, begitu halnya di kala menerima kekalahan tak perlu sedih dan berkecil hati. Bukankah masih ada hari esok untuk berbenah diri? Mengasah lagi, mengasah lagi hingga mencapai prestasi dari sebuah ekspetasi tinggi bagi pecinta bola tanah air ...Â
Timnas Vietnam Nguyen memang memiliki segalanya, rata-rata pemainnya bermodalkan semangat  tinggi, ngotot, akurasi umpan-umpannya sangat OK, kolektivitas permainannya OK, dan yang terakhir paling fundamental adalah mentalitas pemainnya sebagai jawara sepak bola Asia Tenggara, patut diapresiasi ...
Si Jhon dan si Paneri, kali ini masih belum berhenti dalam bincang bola tentang timnas kita, pasca menyaksikan jalannya pertandingan dari layar kaca yang dimenangkan oleh Timnas Vietnam Nguyen, 2-0, langsung tanpa balas dari timnas bola kita.
Paneri: "Akhirnya, timnas kita harus mengakui keunggulan timnas Nguyen yo, Jhon?"
Jhon  : "Begitulah pada akhirnya, Ri. Timnas kita di semifinal leg-2 ini tak berubah gaya dan cara bermainnya. Yach, apa hendak dikata, terlalu menyesali pun apalah guna? Sebab, timnas Nguyen nyata di atas segalanya daripada timnas kita."Â
Paneri: "Padahal, ketika di leg-1 timnas kita mampu menahan seri 0-0, lho Jhon? Koq, di leg-2 malah dibantai 0-2, yo?"
Jhon  : "Wis, Ri ojo dieling-eling, Ri! Marahi ayas mangkel wae ..."
Paneri: "Lho, koq jadi begitu sampeyan, Jhon? Katanya harus menerima dengan lapang dada, dan katanya menang-kalah itu adalah hal biasa dalam sebuah pertandingan? Koq, sampeyan palih mangkel terhadap hasil akhir dari timnas kita setelah digasak 0-2 oleh tim Nguyen, Jhon?"  Â
Jhon  : "Lho, memamgnya ayas sempat ngomong begitu, Ri? Kapan, Ri? Jangan mengumbar fitnah, lho? Fitnah itu lebih kejam dari pegadaian lho, Ri?"
Paneri: "Sampeyan ingat-ingat tah, pernah gak sampeyan berujar begitu? Wong, sampeyan ini dikenal punya daya ingat luar biasa, koq? Ayo dieling-eling laah, mosok ra eling, Jhon?"
Jhon  : "Diamput tenan sampeyan ini, Ri ..?! Lhawong ayas gak pernah ngomong seperti itu, koq sampeyan ini ngeyel wae? Ra masuk blass sampeyan ini, Ri ... Kwkwkwkwk  ..."
Paneri: "Hahaha ... Sampeyan memang luar biasa, Jhon. Ra iso diapusi, dan benar-benar punya daya ingat luar biasa, berdaya tampung memory yang kuat, berdaya nalar hebat, dan tak takut kuwalat dengan akibat sampeyan punya sikap kritis-objektip. Salute ayas dengan sampeyan, asli ..!"
Jhon  : "Lhah, lhah, lhah ... Ri, Ri ... Sampeyan koq mau ngakali ayas, rupanya mau ngerjai ayas, ya?"
Paneri: "Tahu saja sampeyan ini. Memang, serangkaian kata-kata itu, kucomot dari judul artikel ini dan sebagian dari isi artikel ini, hahaha ... Sorry lho, Jhon, tak ada niatan ayas untuk mitnah ..?!"Â
Jhon  : " ... ??!!"
Bincang bola tentang Timnas Garuda Indonesia Kita pun berakhir, seiring dengan ekspresi dari keduanya, si Jhon dan si Paneri yang tampak sama-sama angop, pertanda harus segera beranjak tidur, sebelum sang istri dari keduanya memanggil-manggil ...
Sekian, dan terima kasih. Salam Seimbang Indonesia_Nusantara ...
*****
Kota Malang, Januari di hari kesepuluh, Dua Ribu Dua Puluh Tiga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H