Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Humor

Kaca Mata (0-0) dalam Bola, Saat Menghadapi Nguyen

7 Januari 2023   02:30 Diperbarui: 11 Januari 2023   14:34 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: pngtree.com

depositphotos.com
depositphotos.com

Memperbincangkan bola timnas Garuda Indonesia_Nusantara kita di ajang Piala AFF 2022 terus berlanjut antara Jhon dengan Paneri, apalagi setelah keduanya usai menyaksikan jalannya pertandingan dari layar kaca pada babak semifinal Leg-1 antara Timnas Garuda Indonesia Kita menghadapi  Vietnam Nguyen The Golden Star ...

Jhon   : "Apa kataku waktu itu, Ri ... terbukti, kan?"

Paneri: "Terbukti apanya, Jhon?"

John   : "Lhaah, lhaah, lhaah  ... berlagak pilon bin pikun yo, sampeyan? Ternyata, timnas kita belum mampu tundukkan pasukan Nguyen, Ri. Fakta itu! Kenyataan pahit apalagi yang hendak dipungkiri, hah ..?"

Paneri: "Tenang, Jhon ... santai saja, rileks saja, tak usah keburu emosi. Hati boleh panas, kepala wajib dingin sedingin salju, bukan sedingin es krim dalam frizer. Ini masih leg-1, dan belum kalah, kan timnas kita? Masih ada waktu untuk berburu kemenangan di tanding leg-2 nanti. OK, Jhon?"

John   : "Haddaah, dari dulu, sejak jaman Baheula, waktu selalu ada dan tersedia, sebelum dihabiskan oleh Buto Terong. Sebab, hasil takkan khianati proses. Kalau cara dan pola bermainnya masih gitu-gitu saja, jadi juara di Piala AFF adalah menggantang asap, mimpi yang takkan terbeli ..." 

Paneri: "Wuuiik ..! Omongan sampeyan ngalah-ngalahi seorang pujangga kalau bahas bola timnas kita, Jhon?! Selalu sewot dengan nada minor bernuansa genre musik jalanan ala Keroncong Prothol, hehehe ..."    

John   : "Koq, ra penak omongan sampeyan, Ri? Ayas, ra tau nyandhak blass babar pisan tentang pujangga sastra dengan segala syair yang dimainkannya. Apalagi tentang musik aliran. Ini tentang main bola, kawan, bukan tentang sastra ataupun musik. Ingat itu, camkan itu!"

Paneri: "Yo, yo, iyo yo ... Gitu saja kian ngegas sampeyan ini, Jhon?"  

John   : "Yo, mesti tah? Wong, bincang bola nyangkut timnas, koq sampeyan nyerempet-nyerempet pujangga sastra, musik aliran segala. Itu namanya mblakrak bin Nylader ... Bola, Ri ... Bola timnas, Ri ...?!"

Paneri: "Hahahaha ... Kuwi, ibaratnya, Jhon?" 

John   : "Ra kathik ibarat-ibaratan. I-timurnya wae, kwkwkwk ..."

Paneri: "Oh, sampeyan ini pancen sontoloyo, Jhon ..." 

John   : "Ora, Ri, ayas ra sontoloyo. Hanya bicara kasunyatan, kenapa bola timnas kita masih berkutat di begitu-begitu saja. Koq, pingin jadi juara? Yo, belum ada modal, Ri?! Sumpah  mati ditabrak semut, Ri, ayas berani berujar ..."

Paneri: "Yo, ojo ngono, toch Jhon? Bagaimanapun juga, kalah-menang adalah timnas bola kita, mewakili bangsa kita, negara kita, lho Jhon? Dimana rasa nasionalisme sampeyan? Kalah-menang adalah timnas kita, bangsa kita, negara kita. Jangan disudutkan pasukan Garuda Indonesia_Nusantara kita yang telah berjuang untuk rebut juara di Piala AFF kali ini. Sampeyan jangan lemahkan nyali dan semangat para punggawa Garuda Indonesia_Nusantara kita! Paham ..?!" 

John   : "Walaah, walaah, walaah ... Ri, Ri ... Koq, melangit bingit omongan sampeyan ..? Soal nasionalisme bola tanah air, justru terhadap punggawa timnas kita yang patut dipertanyakan. Sampeyan saksikan dan amati sendiri saja, wong, gaya dan cara bermain punggawa timnas kita ra karu-karuwan gitu? Tak ada kesan ngotot blass. Yang salah passing laah, yang lembek finishing laah, hingga sering kali menyia-nyiakan kesempatan hasilkan gol ke gawang timnas Nguyen. Apa yang begitu itu pantulan jiwa nasionalisme para punggawa timnas kita? Begitu itukah yang disebut pancaran jiwa nasionlisme mereka? Apa diri sampeyan sedang tidur saat pertandingan berlangsung, hingga TV-nya yang nonton sampeyan? Bukan sampeyan yang nonton TV guna saksikan bagaimana timnas kita bermain dalam gaya dan cara yang acak kadul itu ..?  Sing genah, Ri ..?! Koq, ayas yang dituduh tak punya jiwa nasionalisme ..?! Sampeyan ini salah alamat puoll terhadap ayas. Sana, cuci muka, atau mandi dan keramas bila perlu ..! Hahaha ..."

Paneri: " ..???" 

John   : "Ojo melongo, Ri?! Sampeyan ini terlalu sering kesurupan rupanya, sampai-sampai bawa-bawa nasionalisme segala dalam bincang bola kali ini ... Hahaha ... "

Paneri: "Yo, justru sampeyan ini yang lagi kalap, Jhon ..." 

John   : "Lho, koq, serang balik ayas? Lha wong, hasil tanding  lawan timnas Nguyen berujung kacamata, kaca mata kuda, lagi! Koq, sampeyan malah menyoal nasionalisme beta punya sudut pandang dan penilaian dalam mengkritisi reputasi timnas bola kita di sepanjang gelaran Piala AFF kali ini. Yang benar, Ri?"

Paneri: "Yo, wis, ayas kalah beragumentasi dengan sampeyan kali ini. Kita tunggu saja nanti dalam pertemuan di leg-2, siapakah yang lebih unggul dan berjaya? Timnas kita ataukah timnas Nguyen?" 

John   : "Jelas timnas Nguyen laah, Ri! Lha wong, tanding di hadapan pendukungnya sendiri yang total fanatiknya, timnas kita tak kuasa buktikan harapan besar dari para pendukung. Apalagi nanti di leg-2 timnas kita bermain di kandang Nguyen? Tahu sendirilah bakal seperti apa ..? Apa sampeyan masih terbius dengan filsafat bola bundar itu, yo? Hahahaha ..."

Bincang bola menyoal hasil tanding antara Timnas Garuda Indonesia_Nusantara pun berakhir. Sebab, terdengar pangilan dari istri si Jhon maupun si Paneri yang hampir bersamaan, agar keduanya segera masuk rumah karena malam telah mengisyaratkan lengangnya,  meronta kepada keduanya untuk lakukan rehat. Masih ada hari esok untuk lanjutkan bincang bola atas perjalanan Timnas Garuda Indonesia_Nusantara kita di Piala AFF 2022 ...

*****

Kota Malang, Januari di hari ketujuh, Dua Ribu Dua Puluh Tiga.  

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun