Ya, acapkali di antara kita gampang terbius dan terbuai oleh apa yang nampak di permukaan
Sementara, di kedalamam kita masih belum apa-apa, bahkan masih alpa
Mengapa?
Adalah hal yang manusiawi kiranya ...
Di kala disuguhkan sebagai gebyar hingar bingar
Kita pun jadi lena oleh tampilan yang serba fatamorgana
Padahal, di baliknya sarat dengan intrik, tipuan dan rekayasa
Agar kita terpesona dan mempercayainya ...
Begitu halnya dengan pesta bola yang mendunia
Ternyata dan ternyata tak lebih dari tipuan hanya karena
Nafsu keserakahan membabi buta bersandar pada harta, tahta dan pesona
Dan, sikap adil terhadap lawan, bersedia mengakui kekuatan dan kebenaran lawan ataupun kelemahan sendiri
Kejujuran yang semustinya di tegakkan
Jauh panggang dari api ...
Pesta bola dunia yang tak bernyawa kejujuran
Dihelat tanpa mau peduli dengan kemanusiaan yang mentragedi
Pesta bola dunia menyisihkan nurani, hanya karena ambisi dan gengsi ...
*****
Kota Malang, November di hari ke dua puluh tiga, Dua Ribu Dua Puluh Dua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H