Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Isyarat dan Peringatan Tuhan (1)

21 November 2022   00:34 Diperbarui: 25 Desember 2022   07:07 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: mykmu.net

Jadi, pertumbuhan peradaban tidak terjadi secara linear sebagaimana yang dikatakan oleh Charles Darwin, bahwa peradaban lahir dari primitif terus tumbuh berkembang perlahan-lahan selama ribuan tahun hingga maju dan canggih seperti saat ini. Namun menurut Kitab-Kitab Suci (QS. Al-Baqarah:185), peradaban mengalami siklus, yakni Lahir -- Tumbuh berkembang sampai puncak -- Hancur tak bersisa. Kemudian: Tumbuh lagi dari awal -- Berkembang, begitu seterusnya berulang-berulang hingga sekarang.

Saat ini perkembangan peradaban sudah di puncak kemajuan, demikian pula dengan kerusakan-kerusakan yang diciptakannya sudah sangat mengkhawatirkan. Ingat, semua bencana terjadi akibat nafsu keserakahan manusia. 

Makanya Tuhan selalu menegaskan berkali-kali, "Jangan berlebih-lebihan dan jangan merusak keseimbangan!" Contoh yang sangat sederhana adalah perihal makan dan minum. Makan dan minum yang bukan berdasarkan kebutuhan yang wajar, tapi yang didorong oleh nafsu keserakahan hingga melewati batas yang wajar, maka akan menimbulkan bencana bagi tubuh. Sistem keseimbangan dalam tubuh akan rusak dan akan muncul berbagai macam penyakit. 

Begitu pula dalam hal beraktivitas, bila kita melakukan kerja melebihi batas kemampuan untuk mengejar harta yang banyak juga akan menimbulkan bencana atau penyakit bagi tubuh kita. 

Dalam lingkup yang lebih luas, nafsu keserakahan untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan yang sebesar-besarnya, mendorong manusia bersaing, mengeksploitasi sumber daya alam sebanyak-banyaknya, dan menekan upah pekerja seminim mungkin. 

Akibatnya, terjadi kerusakan keseimbangan alam dan tercipta jurang ketimpangan sosial ekonomi yang cukup dalam. Semua itu pada saatnya akan berujung terjadinya pelbagai bencana alam maupun konflik sosial atau pertumpahan darah antar manusia. 

Dalam lingkup dunia, keserakahan telah mendorong negara-negara bersaing untuk memacu ekonominya. Dan, di kala kondisi ekonomi global sudah tidak bisa lagi dipacu, lalu terjadi penurunan atau resesi  ekonomi yang sangat parah, maka akan terbuka potensi terjadinya konflik atau Perang Global. 

Perang yang melibatkan sebagian besar negara-negara di Dunia. Ingatlah, bahwa Perang Dunia 3 adalah Perang Nuklir! Karena penggunaan nuklir akan lebih mangkus dan sangkil dalam hal menghancurkan kekuatan lawan. Albert Einstein mengatakan, bahwa bila terjadi Perang Dunia 3 atau Perang Nuklir, maka seluruh peradaban akan hancur dan perang-perang setelahnya akan kembali menggunakan panah, pedang, dan tombak. Artinya, perdaban maju akan hancur dan kembali menjadi terbelakang. 

Selain itu, Perang Nuklir akan menimbulkan kerusakan yang sangat parah terhadap sistem perlindungan Bumi, sehingga akan menimbulkan berbagai bencana global yang lebih dahsyat lagi.

Nah, selanjutnya bagaimana dengan situasi dan kondisi Dunia saat ini? Akankah Perang Dunia 3 benar-benar terjadi? (Bersambung)

Sekian dan terima kasih, Salam Seimbang Indonesia_Nusantara ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun