Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mencerdaskan Kehidupan Bangsa (1)

11 November 2022   16:15 Diperbarui: 11 November 2022   17:47 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan, adalah hal ihwal tentang didik. Sementara, didik adalah pelihara dan latih. Dengan demikian, maka secara leksikal pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Dengan kata lain, pendidikan adalah proses, cara perbuatan mendidik.

Terkait dengan hal itu maka apa yang telah didapatkan oleh bangsa dan negeri ini, setelah melewati 77 tahun merdeka yang diproklamirkan sejak 17 - 08 - 1945? Bukankah tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tersurat dalam Undang-Undang RI  tentang Sistem Pendididikan Nasional adalah demikian? Yakni: "Sistem Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan keamampuan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab" (Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, pasal 3).

Tujuh puluh tujuh tahun usia bangsa dan negeri ini, bila dianalogikan dengan fase pertumbuhan manusia, yakni bayi - balita - remaja - dewasa (akil balik), maka perjalanan pendidikan nasional di negeri ini semustinya sudah mencapai tahapan dewasa dalam artian "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa" telah tercapai dalam perwujudannya sebagaimana kerangka idealistik dalam Mukadimah UUD 1945 pada alinea IV.

Bahkan, apabila analogi tentang satu generasi yang berbanding lurus dengan 50 tahun, maka saat ini bangsa dan negeri ini yang telah melewati usia satu generasi, dan sedang menapak menuju generasi selanjutnya. Nah, apa yang telah dicapai oleh bangsa dan negeri ini tentang Tujuan Pendidikan Nasional dalam Sistem Pendidikan Nasional bangsa dan negeri ini? 

Jikalau fakta realitanya, bangsa dan negeri ini masih menunjukkan silang sengkarutnya dalam aspek sosial ekonominya, sosial budayanya, dan aspek-aspek yang lainnya, maka tidaklah keliru bila dikatakan bahwa Pendidikan Nasional bangsa dan negeri ini telah gagal menggapai tujuannya. 

Sudah berapa ribu atau boleh jadi sudah berapa juta, lembaga pendidikan formal dan informal dengan lulusannya sesuai dengan jenjang dan bidangnya masing-masing bertebaran dibangun di seantero Indonesia_Nusantara ini? Adakah pancaran dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa yang ditampilkannya? Apalagi, bangsa dan negeri ini ditopang oleh sumber daya alam yang luar biasa sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa? Bila telah melewati usia satu generasi masih belum jua beranjak dari kecarutmarutan dan ketimpangan di keseluruhan aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, adalah suatu hal yang sangat dan sangat memprihatinkan ... 

Produk pertanian (beras) saja, masih impor? Lhakoq, berjuluk sebagai negeri agraris yang sudah selayaknya akan mampu dicukupi dari negeri sendiri? Dalam hal minyak sebagai kebutuhan energi atau BBM, sampai saat ini, kita belum mampu mengelola dan mengolah sendiri  menjadi minyak matang yang siap dikonsumsi bagi warganya! Lantas, apa yang bisa diharapkan dari fakultas teknik, utamanya teknik perminyakan di samping teknik-teknik lainnya yang memproduksi para "insinyur" guna berkolaborasi sinergik dalam ber-swakelola dan ber-swasembada secara mandiri? 

Bila hanya sekedar menyedot minyak bumi, kemudian diekspor ke berbagai manca negara dalam wujud mentah, setelah matang di luar negeri, kita beli lagi untuk dijual kepada penduduk negeri, maka untuk apa kita punya selaksa insinyur, dan pada kemana saja mereka para sarjana, magister, doktor dan profesor dalam membangun bangsa dan negeri ini menuju bangsa yang cerdas, bermartabat, berperadaban adiluhung, berbingkai iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan rasa bersyukurnya atas karunia-Nya dalam konteks perwujudan pembangunan masyarakat Adil, Sejahtera ibarat satu kesatuan tubuh, dimana di kala satu bagian anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya pun merasakan jua? Betapa masih banyak deretan aspek lainnya yang dalam kondisi silang sengkarut dan memprihatinkan atas negeri ini ... 

Beginikah hasil yang telah dicapai oleh Sistem Pendidikan Nasional bangsa kita dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa?

Salam Seimbang sebagai Satu Bangsa Indonesia_Nusantara ... 

(bersambung) 

*****

Kota Malang, November di hari kesebelas, Dua Ribu Dua Puluh Dua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun