Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gelombang Bencana Dahsyat Mengerikan dan Ambang Kehancuran Dunia

5 November 2022   10:56 Diperbarui: 16 November 2022   20:27 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: voaindonesia.com

Salam Seimbang sebagai bangsa Indonesia_Nusantara ...

Sebagai hamba Tuhan, kami yang tergerak mengemban perintah dari Sang Khaliq untuk menyampaikan peringatan akan datangnya berbagai gelombang bencana besar yang akan menimpa dunia, termasuk bangsa ini ...

Perlu diketahui dan disadari, bahwa pada awalnya Tuhan menciptakan alam semesta ini dengan keseimbangan yang sempurna, termasuk bumi dan seisinya.  Tuhan juga mengajarkan nilai-nilai, aturan-aturan yang menjunjung tinggi keseimbangan, seperti perintah untuk selalu berbuat adil, membantu sesama, saling menghargai, tidak berlebih-lebihan, tidak serakah, tidak merugikan orang lain, dan berbagai nilai-nilai positif lainnya. Jadi, ajaran Tuhan yang dibukukan dalam kitab-kitab suci, identik dengan Guiden Book berisi petunjuk untuk memperlakukan ciptaan-Nya. Petunjuk untuk memperlakukan diri atau tubuh manusia itu sendiri, memperlakukan terhadap sesama manusia, dan memperlakukan alam berlandaskan keseimbangan. Sehingga bila semua umat manusia mengikuti ajaran atau ketentuan Tuhan, maka sistem keseimbangan ciptaan Tuhan akan selalu terjaga. Dengan demikian, esensi ajaran maupun ciptaan Tuhan adalah keseimbangan. Dan, ini adalah fakta-fakta yang tak perlu diperdebatkan. 

Namun sayang, mayoritas umat manusia telah melakukan perusakan berbagai sistem di bumi, baik perusakan keseimbangan alam, perusakan keseimbangan sosial, perusakan keseimbangan tatanan dunia, bahkan perusakan sistem dalam tubuh manusia itu sendiri. Dan, perusakan keseimbangan yang semakin parah dari tahun ke tahun, akan menciptakan kehancuran yang sangat dahsyat. Saat ini, berbagai bencana alam, konflik sosial hingga peperangan, maupun berbagai wabah penyakit, merupakan tanda-tanda awal bahwa telah terjadi kerusakan keseimbangan yang cukup serius di bumi ini. Bencana-bencana tersebut eskalasinya akan semakin meluas dan semakin dahsyat seiring dengan semakin parahnya kerusakan berbagai sistem keseimbangan di bumi.

Baca juga: Armagedon

Wahai umat manusia! Ketahuilah, kerusakan keseimbangan yang cukup parah ini terjadi sebagai akibat nafsu keserakahan dan kesewenangan manusia yang tak terkendali. Nafsu ingin menjajah dan berkuasa dengan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dengan menguras sumber daya alam dan memeras sumber daya manusia secara masif. 

Memang benar, bangsa kita telah terbebaskan diri dari penjajahan VOC atau Belanda, serta telah melepaskan diri dari cengkeraman kekejaman Jepang. Dan, kita telah memproklamirkan kemerdekan negara Republik Indonesia. Namun perlu diingat, kemerdekaan negeri ini telah mendorong lahirnya VOC-VOC modern yang jauh lebih kuat dan jauh lebih terarah. Perusahaan-perusahaan kapitalis raksasa dari dalam maupun dari luar negeri yang dibekali teknologi yang jauh lebih modern, mesin-mesin yang lebih besar dan lebih kuat. Mereka telah menguras dan merusak sumber daya alam secara masif. 77 tahun pasca proklamasi kemerdekaan, kerusakan keseimbangan alam jauh lebih parah dibandingkan 350 tahun dijajah VOC atau Belanda. Artinya apa? 

VOC-VOC modern jauh lebih ganas dalam menguras kekayaan alam negeri ini. Begitu banyak sumber daya alam yang telah dikuras pasca negeri ini merdeka. Seharusnya bangsa ini sudah mandiri dan mampu menciptakan kesejahteraan terhadap seluruh penduduknya. Namun faktanya, kemiskinan masih dimana-dimana, bahan-bahan pokok masih banyak yang impor dan hutang negara kian menggunung. Memang ada kemajuan dalam pembangunan, tetapi nilainya sangat tidak sebanding, sangat tidak sebanding dengan kekayaan alam yang telah dikuras dari negeri ini! Kemanakah larinya kekayaan alam yang telah dikuras dari negeri ini?

Ini berarti, sebagian besar kekayaan negeri ini hanya dinikmati oleh segelintir manusia, yakni para pengusaha besar, baik dari dalam maupun luar negeri, serta para pejabat dan penguasa yang bersekongkol dengan mereka. Pemerintah yang seharusnya sebagai pengemban amanat UUD 1945 untuk menghapuskan berbagai bentuk penjajahan di muka bumi, namun justru memberi ruang yang sangat leluasa bagi VOC-VOC modern untuk menguras kekayaan alam dan mengeksploitasi masyarakat lemah demi memperkaya diri mereka sendiri.

Apa bedanya pemerintah kita dengan Hindia Belanda dalam sejarah penjajahan di negeri ini? Sama-sama bersekongkol dengan kapitalis-kapitalis besar! Dan yang lebih memprihatinkan, penguasa di negeri kita justru menjajah rakyat dan bangsanya sendiri.

Sadarilah wahai para pengusaha, penguasa dan masyarakat yang melakukan perusakan terhadap sistem keseimbangan ciptaan Tuhan! Bertaubatlah, selagi masih ada kesempatan! Hentikan berbagai bentuk keserakahan, mari bersama-sama membangun dan memperbaiki berbagai sistem keseimbangan. Baik keseimbangan diri, keseimbangan sosial ekonomi maupun keseimbangan alam, sebelum datangnya berbagai bencana yang merngerikan, sebelum menghadapi pengadilan Tuhan dan sebelum mendapat azab yang kekal di akhirat. 

Patut diketahui bersama, bahwa proses eksploitasi sumber daya alam secara masif hampir terjadi di segala penjuru muka bumi. Masing-masing negara maupun para kapitalis-kapitalis raksasa, berlomba-lomba untuk memperkaya diri. Alhasil, kerusakan di berbagai sistem keseimbangan bumi semakin parah, dan hal ini akan menghantar pada  terjadinya berbagai gelombang bencana yang sangat dahsyat, kehancuran global yang sangat mengerikan.

Nah, seperti apakah gambaran kengerian-kengerian mencekam yang akan menimpa dunia dan bangsa ini ke depan?

Sampai berjumpa di analisis kami selanjutnya dalam koridor seruan dan peringatan bagi umat manusia, khsusnya bagi bangsa Indonesia_Nusantara ...

Salam Seimbang.

 

*****

Kota Malang, November di hari kelima, Dua Ribu Dua Puluh Dua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun