Begitu pula sang pewarta
Mengusung peringatan dan kabar gembira
Seksama dan sebenar-benarnya
Tak silau oleh harta, tahta dan wanita
Membuai merayu bergelak tawa
Kesenangan sementara, berujung neraka binasa
Dimanakah saat ini kita berada?
Lembayung sutera hanya tersenyum dalam lambaiannya
Menatap ulah tingkah kita ...Â
*****
Kota Malang, Agustus di penghujung bulan, Dua Ribu Dua Puluh Dua. Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!