Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menggorok Keakuan

23 Agustus 2022   16:58 Diperbarui: 23 Agustus 2022   17:18 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: id.wikihow.com

Melekat di setiap kita manusia

Teramat susah ditanggalkan begitu saja

Dari kawula alit hingga gusti elit

Nafsu tak terkendali keakuan pun menjadi

Pada siapapun tiada eksepsi

Apa karena memang telah menjadi gawan bayi?

Yang amat berat menjerat kita manusia?

Memang, itulah nyata dan adanya

Tak usah mengingkarinya

Tipis, sedang dan tebal hanya bedanya

Hakikatnya adalah sama

Lantas, bagaimana seharusnya menuju harmonisasi antar sesama?

Gorok dulu keakuanmu, sebjektivitasmu!

Dengan harga dan pengorbananmu

Jiwa raga, harta dan tahta sebagai taruhannya

Karena sesungguhnya setiap kita

Diciptakan sama oleh Sang Pencipta

Dalam perjalanan sejarah yang dilaluinya

Yang ulung menghilirkan keakuannya

Itulah yang akan jadi pembeda

Seperti yang dipatronkan oleh para nabi dalam  riwayat sejarah ...

Maukah, atau enggankah kita?

Itu saja!

Kota Malang, Agustus di hari kedua puluh tiga, Dua Ribu Dua Puluh Dua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun