Bahkan, sebab dari saya yang saban watu menyediakan pakan khusus untuk mereka, suatu ketika, salah satu dari sang Kucing Liar yang dijuluki oleh sang istri dan para ibu tetangga sebagai 'Kucing Preman' itu, memasuki rumah dan mengitari meja makan yang tersedia makanan yang biasanya diembatnya di kala sang empunya makanan sedang lengah, benar-benar tak ada keinginan untuk menjamahnya.
Sebaliknya, gerakan sang Kucing Liar yang sudah tak lagi liar saat memasuki rumah, ternyata mengendus-endus dengan indera penciumnya yang tajam itu, hanya untuk berburu tikus yang sedang ngendon di persembunyianya, di salah satu ruangan di rumah.
Tercatat, selama sang Kucing Liar memasuki rumah karena memang saya fasilitasi, 8 ekor Tikus pengganggu kebersihan dan kenyamanan rumah itu, berhasil ditangkapnya! Alahamdulillah, Puji Tuhan, saya senang menyaksikannya ...
Singkat cerita, sejak saat itulah, sejak saya yang berupaya mendapatkan jawaban bagaimana bersolusi terhadap para Liar, Kucing dan Tikus yang telah terlanjur mendapatkan label Liar dan Pengusik Kebersihan dan Kenyamanan Lingkungan Rumah, real berakhir!Â
Sebagian dari tetanga pun mengadopsi cara saya dalam bersolusi menghadapi mahluk ciptaaan Tuhan Semesta Alam yang dianggap sebagai Pengganggu Kebersihan dan Kenyamanan Rumah secara mangkus dan sangkil ...
Simpulannya, manakala sebuah ekosistem dengan jaring-jaring makanan dan rantai makanannya ada yang terputus atau terganggu, maka hukum pasti alam terhadap lingkungan akan menerima akibatnya, salah satunya label "liar" dan mengganggu kebersihan dan kenyamanan ditahbiskan kepada mereka, para Kucing dan Tikus ...
Sekian dan terima kasih. Salam Seimbang, Satu Bangsa Indonesia_Nusantara ...
***
Kota Malang, Agustus di hari kedua puluh dua, Dua Ribu Dua Puluh Dua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H