Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kesedihan dalam Kebimbangan Mencekam

1 Agustus 2022   15:43 Diperbarui: 1 Agustus 2022   15:50 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: kompas.com

semestinya tak perlu terjadi

di kala memang 'tlah terpatri menjadi tali jiwa

larut dalam kesedihan tercekam dalam kebimbangan

bukankah inilah yang harus dijalani?

manakala 'tlah tertancap di alam pikiran

setetes demi setetes dari ajaran Tuhan

tentang prinsip dan nilai, tentang pantulan alam semesta

mewujud di setiap sang patron kehidupan 

budaya dan peradaman manusia di sepanjang sejarah

ledakkan saja seruan warta gembira penghapus duka di setiap jengkal waktu

mengapa jadi ragu bila itu 'tlah dipahami, 'tlah dimengerti?

lakukan saja meretas jalan membuka ruang di setiap jengkal langkah perjuangan!

bila kesedihan tak ingin berlanjut dan berlarut 

bila kemerdekaan adalah laksana pelita yang menyinari dunia dari kegelapan

karena berkat dan rahmat Tuhan semata dalam makna dan wujud sebenar-benarnya

yang bukan hanya pada batas pidato-pidato kenangan, peringatan dan upacara

maka nyatakanlah dalam perjuangan kali ini

bila kita telah merindu dendam, muak dengan kepalsuan

pada pelita kemerdekaan, penyirna kegelapan 

perjuangan menuju hidup seimbang dalam tatanan seimbang nan universal 

sebagai perwujudan ajaran Tuhan semesta alam ...

merdeka! 

Kota Malang, Agustus hari pertama, Dua Ribu Dua Puluh Dua.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun