jadi, karena itu engkau selalu kemari?Â
laksana api nan tak kunjung padam membakar hati, jiwa dan alam pikiranmu ...
ya, begitulah bapa guru, salahkah aku?
tak ada yang salah dalam dirimu, nak
dan, engkaulah satu-satunya yang langka dari sekian anak manusia yang pernah kutemui
singgah kemari berhadap-hadapan denganku, tak kenal jemu, haus tahu dalam berburu ilmu ...
sesungguhnya, akupun tak jauh beda denganmu
keberadaanmu denganku hanyalah soal selisih waktu
perjalanan kita, lebih dulu aku daripada engkau dalam menapak
capaian akan tujuan hidup berwujud nyata, sebagaimana maunya Tuhan?
sama, nak, belum apa-apa!