Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Ujung Bumi

15 Desember 2018   13:30 Diperbarui: 15 Desember 2018   16:50 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

perjalanan itu realita fakta nyata, bukan dongeng legenda

dan biarlah di antara kita dan mereka terlanjur teracuni oleh kisah yang dibengkokkan dan diselewengkan oleh para peculas budaya peradaban

dan, kita hanya diharap bertabligh dengan gaya cara seindah-indahnya, letupan kecil pun, seharusnya dielakkan... 

nihil !

di ujung bumi adalah tamsil jangkau rengguhan asma'a Ilahi yang diluncurkan sang pembina kehidupan, kepada pengemban amanah yang berlambung kerinduan untuk hidup seperti yang dimaui-Nya...

menggapai hingga ujung bumi adalah aqsha...

lantas, yang diterima saat ini, itulah pembengkokan pemengkolan kesadaran makna kata yang sudah tak lagi diterjemahkan, seperti yang telah diajarkan kali pertama kepada para teladan kehidupan

oleh penguasa perjalanan sejarah manusia berpenataan tiada tanding....

kiranya larut dalam pergumulan gelap sesat tak berpedoman, itulah akibat dari sebuah sebab

bahwa ungkapan kata yang teruntai saling mengkait, menyentuh kesadaran kalbu agar dimaui menuju harmonisasi kehidupan...

bermuatkan ragam lugas apa adanya, penuh ragam kias jua sebagai penandas penegas yang tak terpisahkan, ajeg di saat dan di suasana apapun bagaimanapun

mari dicerahkan sebatas bisa, terhindar dari retorika yang sarat oleh kata tak bermakna yang hanya mengada-ada hingga menjadi bencana

padunya maunya insani dan Ilahi adalah garis yang semestinya dititi tanpa henti, sampai mati berguratkan arti dalam hidup hakiki...

(desember, hari kelima belas, dua nol satu delapan, saat hakikat hidup yang semestinya dijalani hingga pada batas tak kuasa lagi...)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun