mari dicerahkan sebatas bisa, terhindar dari retorika yang sarat oleh kata tak bermakna yang hanya mengada-ada hingga menjadi bencana
padunya maunya insani dan Ilahi adalah garis yang semestinya dititi tanpa henti, sampai mati berguratkan arti dalam hidup hakiki...
(desember, hari kelima belas, dua nol satu delapan, saat hakikat hidup yang semestinya dijalani hingga pada batas tak kuasa lagi...)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!