Mohon tunggu...
Dyah RezaniaAmin
Dyah RezaniaAmin Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Robby Albarr

4 Oktober 2019   16:42 Diperbarui: 4 Oktober 2019   17:19 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat bibirku tegas menanyakan tentangnya, hanya satu rekasiku saat itu.. "menyesal".  Nenek mengatakan hal yang tak pernah sekalipun ku pikirkan. "Ameyroes sudah ndak ada nak. Sudah lama to. Dua tahun yang lalu kalo ndak salah."

Kukira, ia berkuliah di tempat jauh, atau lrbih parahnya, mungkin sudah menikah.. atau bekerja. Tak pernah aku mengira ia akan menemui Tuhan lebih dulu daripada aku. 

Tak banyak yang aku ingat,, kami masih sama sama kecil saat itu. 

Sejak aku tau realita pahit tentangnya, satu hal yang selanjutnya aku lakukan. Aku mengunjungi tempat peristirahatan terakhirnya , tak pernah absen malam malam panjang untuk senantiasa mengirim doa untuknya. Dan sejak saat itu, aku merasa, ia nenjadi sangat dekat denganku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun