Mohon tunggu...
Dyah Retna Prabaningrum
Dyah Retna Prabaningrum Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Gadjah Mada. Tertarik dengan ilmu pengetahuan dan kegiatan menulis, hobi membaca buku fiksi dan non fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Buku Sastra Klasik Indonesia "Salah Asuhan"

15 Juli 2024   11:22 Diperbarui: 15 Juli 2024   11:36 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : Antara News

Judul : Salah Asuhan

Pengarang : Abdoel Moeis

Tebal : 273 halaman

Penerbit : PT. Balai Pustaka (Persero)

Tahun Terbit : 2009

Salah asuhan merupakan salah satu karya sastra legendaris di Indonesia. Salah asuhan memberikan warna dalam dunia kasustraan Indonesia dengan kemunculannya. Diterbitkan pertama kali pada tahun 1928, "Salah Asuhan" menjadi bacaan yang sangat diminati. Meskipun kini usianya telah hampir satu abad, novel ini masih diminati segala kalangan. Dengan pesan moral dan alur cerita yang disajikan memberikan hiburan sekaligus pengingat bagi para pembaca.

Menceritakan Hanafi seorang anak Melayu yang tak sudi berbangsa kelahirannya. Ia hidup sebagai anak yatim, tumbuh dengan didikan Belanda pasca disekolahkan ibunya di Betawi. Hidup jauh dari ibunya dan bangsanya sendiri menjadikan tabiat Hanafi menolak segala hal yang berkaitan dengan bangsa aslinya. 

Hanafi menilai bahwa bangsanya sendiri adalah bangsa yang bodoh dan tidak layak untuk diajak berkawan. Hanafi hanya menghendaki untuk berkawan dengan bangsa Belanda dan bangsa campuran. Persepsi Hanafi tentang bangsa Bumiputera mempengaruhi cara ia memperlakukan istrinya sendiri, Rapiah. Meskipun perkawinan Hanafi dan Rapiah merupakan hasil perjodohan ibunya, tetapi Hanafi sama sekali tidak menaruh cinta pada istrinya. Melainkan cintanya itu dia berikan sepenuhnya kepada Corrie teman masa kecilnya.

Seiring perjalanan waktu Hanafi diharuskan datang ke Betawi tempat sahabat karibnya itu kini bertempat tinggal. Hanafi jatuh cinta lagi pada Corrie dan menceraikan Rapiah. Hanafi kemudian menikahi Corrie dan membina rumah tangga. Namun dikarenakan perangai Hanafi yang memang buruk, perkawinananya dengan Corrie hanya bertahan 2 tahun. 

Pasca kehilangan segala hal yang dimilikinya, Hanafi mulai sadar bahwa ia merupakan manusia yang buruk budinya. Sehingga ia kembali ke kampung halamannya dan memohon maaf pada sang Ibu. Namun amat disayangkan karena Hanafi telah jatuh pada kondisi deresi berat, ia mengakhiri hidupnya dengan meminum zat beracun.

Novel ini menyajikan kalimat-kalimat yang sangat indah karena disajikan dengan bahasa Melayu. Kalimat yang seperti bersyair tersebut memberikan kesan antik dalam karya sastra Ini, selain karena telah disusun pada masa yang cukup lama, "Salah Asuhan" memberikan kesan yang sangat estetik atau indah dalam segi penulisan kalimat. Selain itu pesan-pesan yang disampaikan mampu sampai kepada pembaca dengan baik, yaitu agar kita tidak menjadi individu yang lupa akan identitas bangsanya dan terjajah oleh budaya lain. 

Hanafi yang maju secara ilmu pengetahuan namun secara praktik tidak mampu menerapkannya dengan rendah hati telah memberikan gambaran yang nyata bagaimana seorang yang mengalami krisis identitas. Selain itu alur yang disajikan juga sangat menarik terutama pada bagian akhir cerita, yang menceritakan Hanafi terkena depresi berat dan tidak mampu diselamatkan. 

Memberikan pesan juga bahwa dalam kondisi gangguan kesehatan mental haruslah segera dicari penyembuhnya sebelum terlambat dan berujung pada kematian. Hal menarik selanjutnya adalah pemberian ilustrasi di beberapa halaman buku memberikan bantuan kepada pembaca untuk mengimajinasikan alur cerita.

Hanya saja dalam novel ini terdapat beberapa istilah Belanda yang sulit dipahami bila tidak dicari tahu terlebih dahulu, sehingga bila tidak diartikan akan mengganggu pemahaman kalimat yang ada pada novel ini. Namun dibandingkan dengan kelebihannya yang banyak novel ini sangat layak untuk dibaca dalam rangka menambah pengetahuan mengenai sastra klasik Indonesia. Maka dari itu hendaklah kita sebagai generasi Indonesia merawat literasi serta kekayaan sastra klasik Indonesia yang ada. Sehingga di kemudian hari kita dapat menjadi orang yang arif terhadap kebudayaan bangsa Indonesia sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun