Tips dari saya untuk menghadapi seseorang yang "tone deaf" cuma satu, yaitu berlakulah "tone deaf" juga khusus ke orang tersebut. Jika sangat terpaksa harus intens berinteraksi dan dia tetap "tone deaf", sebaiknya dibatasi saja. Kita sebagai manusia biasa juga perlu menjaga kewarasan diri kita sendiri. Membatasi diri ke orang tersebut sudah cukup, sebab yang dapat membuatnya berubah (selain kehendak Tuhan) adalah kemauan dari dalam dirinya sendiri untuk mau peduli dengan sekitarnya, peduli dengan sosialnya. Jika dari dalam dirinya sendiri tidak ada keinginan semacam itu, maka sia-sia menaruh harapan besar padanya. Kita hanya bisa mengingatkan dan mendoakan, namun belum tentu bisa merubah apapun keputusannya terkait sesuatu hal.
Mungkin ini bukan solusi yang tepat, namun setidaknya ini yang sudah saya terapkan terhadap "Cindy" si "tone deaf" demi kesehatan mental diri saya sendiri. Jika tertarik, selamat mencoba.
:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H