Dilansir dari menpan.go.id, menurut Presiden Joko Widodo, pembayaran digital lintas negara ASEAN merupakan wujud nyata dari komitmen transformasi digital, salah satu poin kesepakatan negara G20, yang menjadi kunci pemulihan ekonomi berkelanjutan. Utamanya pemulihan ekonomi menjadikan yang kuat secara inklusif dan kolaboratif. Dalam hal ini ada 5 negara yang terlibat di awal yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina.
Konektivitas sistem pembayaran ASEAN secara sederhana didefinisikan sebagai kemudahan hubungan sistem pembayaran non tunai lintas batas antar negara ASEAN.Â
Tujuan utama penerapan konektivitas sistem pembayaran ASEAN ini adalah untuk memfasilitasi, memudahkan akses, dan memperkuat transaksi pembayaran lintas batas antara negara-negara anggota kawasan ASEAN.Â
Konektivitas tersebut dikembangkan dengan melibatkan teknologi digital. Salah satunya yaitu QRIS (Quick Response Indonesia Standard) yang telah diterapkan pertama kali antara negara Indonesia dengan Thailand, kemudian Indonesia dengan Malaysia, ke depannya negara-negara lain akan turut menyusul.
Manfaat Konektivitas Sistem Pembayaran ASEAN
Konektivitas sistem pembayaran di ASEAN ke depannya akan semakin berkembang pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat. Bank Indonesia selaku Ketua ASEAN 2023 berperan penting salah satunya dalam mendorong konektivitas sistem pembayaran di wilayah ASEAN, terutama melalui penerapan QRIS sebagai salah satu bentuk konektivitas sistem pembayaran di ASEAN.
Penggunaan QRIS sebagai salah satu bentuk konektivitas sistem pembayaran di ASEAN sangat membantu meningkatkan efisiensi transaksi lintas batas, integrasi ekonomi, dan aksesibilitas transaksi keuangan bagi masyarakat di wilayah ASEAN.Â
Secara sederhana, dengan adanya konektivitas sistem pembayaran ASEAN ini akan sangat memudahkan Warga Negara Indonesia saat bertransaksi di luar negeri, terutama saat menjadi turis di negara lain. Untuk berbelanja dan keperluan lainnya bisa menggunakan QRIS sebagai metode pembayaran yang cepat dan efisien.Â
Begitu pula bagi turis dari negara lain di kawan ASEAN yang telah bekerjasama dengan Indonesia, dapat dengan mudah bertransaksi non tunai (via QRIS) selama berada di Indonesia.
Kemudahan-kemudahan dalam bertransaksi ini secara tidak langsung akan meningkatkan geliat ekonomi pasca bangkit dari covid, memotivasi para pelaku usaha UMKM untuk update teknologi terkait sistem pembayaran, serta tentu saja secara akumulatif peningkatan transaksi-transaksi ekonomi tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN ke depannya.
Tantangan Konektivitas Sistem Pembayaran ASEAN
Meskipun kondisi perekonomian ASEAN ke depannya akan tampak gemilang dengan adanya konektivitas sistem pembayaran  yang terintegrasi, Bank Indonesia tidak boleh lengah, sebab Bank Indonesia masih memiliki beberapa tantangan sebagai "Pekerjaan Rumah" yang harus dilakukan terkait dengan konektivitas sistem pembayaran ini.