Mohon tunggu...
Dyah R
Dyah R Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Bagian terbaik dari kehidupan adalah bagian yang kita syukuri."

Bersama suami dan anak-anak, domisili di Jogja. Pernah belajar di Fakultas Ekonomi UNHAS. Suka membaca di waktu senggang.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kisah Nyata Dua Orang Berbeda Manhaj yang Akhirnya Menikah

17 November 2010   12:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:32 1566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1289998870989648838

[caption id="attachment_75592" align="alignright" width="300" caption="Source Pict.:bicara-pernikahan.blogspot.com"][/caption] Ini kisah nyata seorang kenalan adik saya. Sebut saja namanya Farhan. Farhan adalah seorang pemuda berusia matang yang sudah siap menikah. Dia pun sudah pernah berusaha ta'aruf pada perempuan-perempuan yang dianggapnya cocok untuk menjadi calon istrinya. Namun kendala selalu datang dan akhirnya ta'aruf tidak berlanjut ke jenjang selanjutnya (pernikahan). Suatu hari Farhan, oleh kawannya yang bernama Fuad, dikenalkan pada sosok seorang perempuan (orang yang dikenal baik Fuad) bernama Marsya. Farhan pun menelepon Marsya (dia mendapatkan nomor telepon Marsya melalui Fuad) dan mengatakan ingin ta'aruf dengannya. Marsya menyuruh Farhan untuk bertemu dengan Murabbi Marsya. Sayangnya Murabbi Marsya sangat sibuk, jadi sulit ditemui langsung. Akhirnya komunikasi dengan Murabbi Marsya pun terpaksa dilakukan via telepon. Saat itu Farhan ditanya tentang identitasnya,pekerjaannya,  asal-usulnya, surat Al Qur'an yang dihapal, hal-hal lain terkait persiapan mental menuju pernikahan, dan buku apa saja yang telah dan suka dibaca. Saat Farhan menyebutkan bahwa ia menyukai karya-karya Syekh Fulan, nada suara Murabbi Marsya spontan berubah drastis dan menolak keinginan Farhan yang ingin melamar Marsya. Farhan heran. Ada apa gerangan? Dia bertanya pada Fuad. Fuad hanya geleng-geleng kepala, sebab buku yang disebutkan Farhan adalah buku yang bertolak belakang dengan manhaj yang dianut Marsya selama ini. Pantas saja Murabbi Marsya langsung berubah nada bicaranya ketika itu. Farhan tidak berhenti sampai disitu. Ia mengirim surat kepada ke rumah Marsya dan ditujukan untuk ibu-nya Marsya. Farhan mengemukakan niatnya yang ingin meminang Marsya, dan juga menceritakan tentang Murabbi Marsya yang menolaknya. Surat itupun ternyata juga dibaca oleh Marsya. Ibu dan kakak Marsya setuju, dan ternyata Marsya juga mengiyakan. Pada hari yang ditentukan, datanglah Farhan bersama keluarganya hendak melamar Marsya. Dan di saat yang bersamaan, ternyata ada juga keluarga Rauf (masih ada hubungan keluarga dengan Marsya) yang datang hendak meminang Marsya. Farhan sempat minder karena keluarga Rauf datang dengan kendaraan mewah dan berbagai macam souvenir untuk keluarga Marsya. Tapi akhirnya, lamaran Farhan lah yang diterima. Farhan dan Marsya pun menikah. Hingga resmi menjadi suami istri pun, keluarga Rauf masih tidak terima bahwa akhirnya Marsya menikah dengan Farhan, apalagi mereka berbeda manhaj. Namun.. jika Allah sudah berkehendak, maka apalagi yang dapat dilakukan manusia selain menerima kehendakNYA... :) Semoga bisa menjadi hikmah untuk kita semua. NB. Semua nama yang digunakan adaah nama samaran, kecuali nama 1 orang. Tapi tidak usah disebutkan yaaaa.. heheee...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun